Ini Sosok Jemaah Haji Termuda dari Bali

 Ini Sosok Jemaah Haji Termuda dari Bali

Denpasar, Mediaislam.id–Setiap provinsi ada jemaah haji termuda. Seperti di Provinsi Bali, tercatat jemaah haji termuda berusia 20 tahun.

Adalah Meila Cahyani, gadis kelahiran Wonogiri 5 Mei 2002 menjadi haji termuda dari Provinsi Bali. Menggantikan ayahnya Muhammad Rais yang meninggal pada umur 46 tahun, Meila 2022 ini akhirnya menunaikan rukun Islam kelima diusianya yang ke-20.

Dimuat laman haji.kemenag.go.id, sedianya ayahanda Meila menunaikan ibadah haji pada 2019 namun, takdir berkata lain. Gangguan pada ginjalnya menyebabkan Rais meninggal beberapa waktu sebelum jadwal keberangkatan haji, sehingga sang istri Purwanti tahun itu menunaikan ibadah haji sendiri.

Purwanti, ibu dari Meila menceritakan bahwa pihak Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Provinsi Bali memberikan pilihan kepada keluarga untuk melimpahkan nomor porsi jemaah haji yang meninggal dunia kepada ahli waris atau menarik kembali biaya haji. Namun, Purwanti mengambil keputusan untuk melimpahkan nomor porsi haji suaminya kepada anak sulungnya tersebut. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang tertuang dalam Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 130 Tahun 2020 tentang Pelimpahan Nomor Porsi Jamaah Haji Meninggal Dunia atau Sakit Permanen.

Ditemui di tempat tinggalnya di wilayah Sanur, Denpasar Selatan, Meila yang kesehariannya mengabdi pada salah satu pondok pesantren di wilayah Jember Jawa Timur, tidak menyangka bahwa dirinya akan berhaji.

Purwanti mengisahkan dirinya dan suami mendaftar haji pada tahun 2012, setelah menunggu selama tujuh tahun panggilan ibadah haji itu datang pada tahun 2019. Namun rencana Allah berbeda, Purwanti harus menunaikan ibadah haji sendiri dan pada 2022 ini Meila menggantikan suaminya untuk berhaji.

Meila tidak terlalu banyak bercerita, gadis lugu itu lebih banyak terdiam dan sesekali menjawab seperlunya. Purwanti pun bercerita bahwa dirinya sudah dari tahun 2004 tinggal di Denpasar setelah sebelumnya mengadu nasib di Ibu Kota Jakarta. Mengikuti suaminya yang berprofesi sebagai tour guide untuk mencoba peruntungan di Bali, rupanya dirinya dan suami menanamkan ilmu agama sejak dini kepada anak-anaknya. Meila dan adiknya mengenyam pendidikan di salah satu pondok pesantren di Jember, Jawa Timur.

Menggantikan peran suaminya, Purwanti sehari-harinya berprofesi sebagai reseller air mineral untuk membiayai kebutuhan hidup dan pendidikan kedua anaknya. Rasa haru pun disampaikannya bahwa Meila dapat berhaji saat usia muda menggantikan ayahnya.

Anak sulung dari dua bersaudara itu tidak ada harapan atau persiapan berlebih, ia fokus mempersiapkan mental dan fisik guna menjalankan ibadah haji nanti.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *