150 Juta Dolar AS untuk Penelitian pada Hewan yang Sia-Sia

 150 Juta Dolar AS untuk Penelitian pada Hewan yang Sia-Sia

CIVILITA.COM – Lembaga kesehatan AS telah menghabiskan dana jutaan dolar pada tes hewan untuk ilmu kedokteran tanpa manfaat yang jelasalias sia-sia belaka, laporan terbaru menunjukkan.

National Institutes of Health (NIH), National Institute on Drug Abuse (NIDA) dan beberapa lembaga kesehatan federal lainnya telah menghabiskan lebih dari 150 juta dolar untuk mendanai 95 percobaan yang berkaitan dengan efek obat pada hewan, menurut laporan dari Taxpayers Protection Alliance and the Animal Justice Project.

Beberapa contoh yang paling mengejutkan dari tes itu termasuk tes menyuntikkan LSD ke dalam otak kelinci untuk menentukan apakah obat tersebut bisa menyebabkan peningkatan mata berkedip dan kepala mengangguk. Dan tes ini menghabiskan dana sebesar 9,6 juta dolar.

Penelitian lainnya menghabiskan 7,6 juta dolar untuk menyelidiki apakah obat psychedelic menyebabkan tikus berkedut kepala mereka.

Peneliti Amerika juga telah menghabiskan 1,5 juta dolar untuk menentukan apakah Methamphetamine adalah racun bagi otak tikus.

Mereka juga menghabiskan dana sebesar 1,1 juta dolar untuk melihat apakah monyet kecanduan methamphetamine akan memilih makanan dibandingkan obat. Sebuah tes senilai 709.981 dolar juga dilakukan untuk menentukan apakah tikus yang kesepian lebih mungkin menjadi kecanduan obat-obatan.

Sebagian besar penelitian menghasilkan hasil yang bisa diprediksi. Sebagai contoh, para peneliti memang menyimpulkan bahwa menyuntikkan sejumlah besar obat halusinogen ke dalam otak tikus menyebabkan berkedut kepala mereka. Hal itu juga menegaskan bahwa Metamfetamin memang memiliki efek toksik pada otak tikus.

Beberapa penelitian disorot dalam laporan terbukti gagal total dan dalam beberapa kasus, para ilmuwan membunuh hewan uji mereka dengan cara yang sadis.

Laporan tersebut menambahkan bahwa meskipun penelitian dan tes menelan biaya yang mahal, para peneliti melakukan percobaan yang tidak menghasilkan dan temuan dari percobaan memiliki nilai nol untuk kesehatan manusia.

Para ilmuwan yang melakukan tes narkoba pada hewan mengatakan bahwa penelitian mereka dapat memberikan wawasan yang berguna untuk meningkatkan program-program rehabilitasi narkoba.

Namun lawan mereka berpendapat bahwa hasil yang dihasilkan pada hewan tidak selalu berlaku untuk pasien manusia.

“Tikus bukanlah manusia, dan tes pada hewan sering gagal untuk meniru penyakit manusia atau memprediksi bagaimana tubuh manusia merespon obat baru,” kata Don Ingber, direktur pendiri Harvard University’s Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering. [ah]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *