Rokok Tanda Kejantanan?

 Rokok Tanda Kejantanan?

CIVILITA.COM – Rokok, benda satu ini masih jadi perdebatan sengit. Ya, di antara kaum laki-laki sendiri, perbincangan tentang rokok masih panas dibicarakan. Bahkan beberapa perempuan atau mungkin lebih spesifiknya akhwat, mensyaratkan kalau calon suaminya kelak, bukan perokok.

Sebab pada faktanya memang rokok itu lebih disukai oleh laki-laki. Mungkin juga ada yang pernah bersoloroh, kalau laki-laki tidak merokok itu banci. Benar tidak kalau ada yang bilang seperti itu? Tentu saja tidak benar dong, karena faktanya sekarang tidak sedikit wanita yang juga merokok.
Merokok atau tidak itu tidak ada kaitannya dengan gender. Karena merokok itu perbuatan yang siapapun bisa melakukannya, entah itu pria atau wanita. Kalau kemudian ada laki-laki tidak merokok dikatakan banci, maka ya perlu dikoreksi lagi, karena bisa jadi yang asli banci alias waria juga merokok.

Dan kalau banci itu sendiri diidentikkan dengan sikap tengah-tengah antara pria-wanita, itupun kalau dikaitkan dengan rokok, maka juga sudah bisa terbantahkan. Karena tidak setiap perokok itu laki-laki jantan, pemberani. Sebaliknya, laki-laki yang tidak merokok bisa jadi lebih jantan dan pemberani. Rokok tanda kejantanan? Itu mitos palsu.

Kira-kira kalo ditimbang-timbang antar untung dan rugi, maka lebih banyak untung yang didapatkan dari adanya rokok, khususnya bagi perokok. Nah, karena negeri ini diatur dengan kapitalisme, dimana penguasa modal nomor satu, maka ya pastinya, rokok tetap akan dipertahankan. Dan itu terbukti, lihat saja di bungkus rokok, hanya ada tulisan himbauan “Merokok membunuhmu…..”.

Soal kerugian rokok bagaimana? Yah, kalau kerugian rokok juga sudah banyak artikel yang menjelaskan tentang bahaya merokok, terutama zat-zat yang terkandung dalam rokok. Bahkan di beberapa daerah, para kepala daerah membuat Peraturan Daerah tentang KTR (kawasan tanpa rokok), tapi apakah itu membuat para perokok jera? Fakta bisa menjawab bahwa peraturan itu hanya membuat wadah bagi perokok untuk tetap bisa melampiaskan ‘nafsu’ merokoknya.

Sigmund Frued, pakar psikoanalisis Barat ini pernah bilang “merokok adalah salah satu kesenangan yang paling hebat dan paling murah dalam hidup” . Pernyataan freud ini perlu dikoreksi, karena faktanya semakin kesini, harga rokok bukan semakin murah. Tapi itu pun tidak membuat para perokok jera untuk menikmati rokok. Dan kalau benar merokok itu salah satu bentuk kesenangan, maka bisa dipastikan bahwa para perokok itu merokok just for fun.

Apalagi kalau kita mau jujur, apa sih yang didapatkan dari rokok? Rokok itu tidak bisa dikategorikan makanan, karena memang faktanya tidak mengenyangkan. Dia hanya berisi asap yang dihirup lalu dikeluarkan lewat hidung atau mulut, hanya itu saja. Kalau pun ada yang membuat puas perokok ketika menikmati rokok adalah rasa gengsi, keren, gentle, dan jantan, mungkin itu saja alasan yang tersisa.

Maka pertimbangkan dengan baik, apa alasan kita bertahan menjadi perokok? Jika itu sebuah perbuatan, maka para ulama juga sudah banyak mengkategorisasikan hukum rokok dalam Islam. Ada ulama yang menghukumi mubah ada juga yang makruh, bahkan ada yang mengatakan haram.

Tidak perlu bicara lagi untung-rugi dari merokok, sebagai muslim pertimbangan kita adalah hukum atau syariat. Jika sudah ada yang menghukumi haram, atau makruh, maka segera saja tinggalkan. Kalau pun merokok itu bersatus sebagai sebuah perbuatan mubah, maka merokok adalah perbuatan yang sia-sia. Dan kalau itu perbuatan yang sia-sia, perhatikan sabda Nabi saw. “Di antara ciri kebaikan seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. Tirmidzi).

Tapi ingat, kalau pun kita meninggalkan rokok bukan karena ada untungnya, biar disukai wanita, itu salah besar. Bagi kaum laki-laki meninggalkan merokok bukan karena wanita, bisa batil niatnya. Tapi meninggalkan atau tidak merokok, benar-benar karena Allah. Kalau masih saja ada yang ngeyel, sambil mengatakan “mana bisa ninggalin rokok?!”. Maka dengan berani dan tegas, kita katakan bahwa ini hanya soal pilihan saja. Mau atau tidak, bukan bisa atu tidak. [lukyrouf]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *