Pegiat Sosial Deklarasikan Suksesi Pilkada Serentak Berkualitas dan Damai
CIVILITA.COM – Deklarasi dan diskusi suksesi Pilkada serempak yang berkualitas dan damai, yang diselenggarakan oleh Komunikonten, Institute Media Sosial dan Diplomasi, berlangsung meriah. Kegiatan dengan tajuk “Peran Media Sosial dalam Menyukseskan Pilkada Serentak” di Paramadina, Selasa 27 September 2015 diikuti oleh ratusan pegiat media sosial (medsos) dari sejumlah elemen dari yang mengatasnakaman personal hingga suatu organisasi atau lembaga tertentu. Pengisi diskusi dalam acara ini Husni Kamil Manik (ketua KPU), Marbawi (direktur eksekutif Inspire), Endang Nasution (founder SEBANGSA), Noudhy Valdryno (digital strategist) dan Hariqo Wibawa Satria (direktur eksekutif Institute Komunikonten).
Direktur eksekutif Komunikonten Hariqo Wibawa Satria mengatakan, deklarasi dan tanda tangan bersama bertujuan menguatkan komitmen untuk mewujudkan pilkada yang berkualitas. Hadir dalam acara ini diantaranya dari Administrasi Negara, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Humas UPM, GP.Ansor, Himpunan Gerakan Penyelidik Independen (HIGERPIN), Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP), Jasmev, Jblues, Politwika, Rumah Migran Indonesia, The Institute of Indonesian Public Accountability, Asosiasi Pecinta Produk Halal (APPH), Kompasianer, Ikatan Cendekiawan Islam Indonesia (ICMI), LSIS, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Lembaga Pers HMI, Gerakan Mahasiswa nasional Indonesia (GMNI), Universitas Ibnu Choldun, Universitas Nahdlatul Ulama, Universitas Paramadina, Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI), pesantren ekonomi Darul Ukhwah dan lain-lain.
“Deklarasi melalui pengumpulan tanda tangan bersama ini sebagai simbol semangat menciptakan kultur yang sehat dan berkualitas di media sosial,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (27/10).
Menurut Hariqo, para pegiat medsos secara umum sudah paham apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia maya, karena prinsipnya apa yang dilarang di dunia nyata tentu tak baik juga dilakukan di dunia maya. Meski demikian, penting menyelaraskan para pengguna atau komunitas medsos dalam menyambut Pilkada serentak.
“Semua sudah paham hal yang tidak baik, seperti fitnah, intimidasi, kampanye hitam, play victim, dan lainnya. Padahal selain menyambut Pilkada serentak, beberapa bulan lagi kita juga dituntut kesiapannya menyambut pasar bebas Asean di tahun 2016 ini,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan ketua KPU Husni Kamil bahwa penggunaan media sosial sebagai alat kampanye legal secara hukum. Hanya saja, mengingat undang-undang yang secara spesifik mengatur penggunaan media sosial belum ada, sehingga pegiat medsos diharapkan bisa menjaga etika sebagaimana dalam dunia nyata.
Lebih lanjut, ketua KPU menjelaskan, Pilkada dapat dinyatakan sukses jika semua stakeholders dapat mewujudkan Pilkada yang demokratis. Menurutnya, syarat minimal Pilkada demokratis adalah bebas dan adil. Sehingga, dikatakan bahwa peran medsos cukup penting yang diantara peran sebagai stabilitator (agent of stabilization), peran pengendalian (agent of controling) dan peran perubahan (agent of change).
“Penggunaan media internet dan medsos untuk mencerdaskan pemilih,” katanya.
Marbawi, direktur eksekutif Inspire, menyampaikan bahwa penggunaan media sosial ramai sejak Obama menjadi kandidat calon presiden Amerika tahun 2008. Menurutnya media sosial cukup penting dalam banyak hal, setidaknya ada dua entry point manfaat yang ada dalam media sosial, sebagai sarana pelayanan dan sarana pencitraan.
“Pelayanan seperti menyampaikan pesan, mempercepat penyebaran informasi, dan lainnya. Selain pelayanan dan pencitraan, tentu media sosial juga bisa menjadi sarana network dan conversation,” paparnya.
Imam Baihaqi dari Asosiasi Pecinta Produk Halal (APPH) juga mengutarakan hal yang senada. Penggunaan media sosial cukup penting di era terbuka saat ini. Ia berharap para pegiat medsos yang tergabung dalam deklarasi yang diinisiasi oleh Komunikonten bisa bersama-sama menyosialisasikan hal yang penting dan hal-hal yang kurang baik di media sosial.
“Ini pertama kalinya ada yang mewadahi para pegiat sosial baik secara individu maupun komunitas. Ini juga pertamakalinya ada yang menginisiasi aksi deklarasi seperti ini. Saya berharap Komunikonten ke depan bisa menjadi ruang para pegiat medsos melalui kegiatan-kegiatan yang berkesinambungan,” katanya.
Hanya saja, dikatakan Faishol Taselan, pengelola media sosial gubernur Jawa Timur, bahwa penggunaan media sosial masih belum merata di masyarakat. Padahal, menurut pegiat medsos dari Surabaya ini, apabila media sosial bisa merata di masyarakat banyak program pemerintah yang bisa cepat terakses oleh masyarakat. Begitu pula sebaliknya, banyak hal-hal yang ada di masyarakat cepat terakses oleh pemerintah.
“Masih ada beberapa daerah yang masyarakatnya masih minim pengguna media sosialnya, seperti Sumenep,” tukas Faishol. [ah]