Beginilah Seharusnya Cara Menyatakan Cinta
>CIVILITA.COM – Duhai anak muda, menyatakan cinta itu tak sederhana yang kau kira. Menyatakan cinta ada konsekuensinya. Mengungkap cinta apalagi masih sekolah tentu bukan untuk tujuan menikah, itu dilakukan hanya untuk sekedar biar wah. Tak salah kita punya cinta, karena memang itu anugerah dari Allah ta’ala, tapi jadi ternoda jika pacaran jalannya.
Sudah terpapar fakta, anak muda yang menyatakan cinta dan pacaran, telah memakan banyak korban. Apakah tak cukup jadi pelajaran? Mau korban seperti apa lagi? Mulai dari korban aborsi hingga korban MBA harusnya sudah jadi fakta yang menyayat hati. Tapi remaja kita seperti tidak pernah dapat pelajaran, tidak pernah belajar dari fakta dan pengalaman. Masih saja menyatakan cinta dengan serampangan, persis seperti acara teve yang sudah jadi tuntunan kehidupan.
Memang mungkin indah di masa muda menyatakan cinta apalagi dengan orang yang kita ada rasa dengannya. Mungkin ada yang merasa sumringah, kalo mengungkap cinta disaksikan teman sesekolah, apalagi dapat applaus meriah. Mungkin ada yang kegirangan, mengungkap cinta di jalanan, apalagi kalau si dia ternyata bersedia dijadikan pasangan. Tapi tentu kita sebagai seorang muslim akan dihizab atas semua sikap dan kata yang terucap, bukan asal ngecap dan ngucap.
Kalau mengucap kata cinta, anak SD saja bisa melakukannya, tapi ingatlah Allah. Kata kita bukan sekedar kata, ada pertanggungjawabannya. Apalagi jika selesai mengucap dan mengungkap cinta, lalu melanjutkannya dengan pacaran yang sudah pasti dosanya.
Duhai anak muda, usia yang masih belia cukup tersia jika hanya mengobral cinta, tanpa berpikir konsekuensinya. Ungkapkanlah cinta pada orang tua, keluarga, yang mereka mungkin kau lupa untuk dicinta, padahal mereka hadir dikeseharian kita.
Mengumbar cinta kepada lawan jenisnya, tapi lupa cinta kepada Allah ta’ala, yang telah menganugerahkan cinta kepada kita. Mengobral cinta kepada pacarnya, telah alpa akan dosa, maksiat jadi biasa, pacar sudah segala-galanya.
Anak muda mari bicara masa depan. Untuk apa masa mudamu kau habiskan, itulah kau di masa depan. Jika masa mudamu habis untuk pacaran, atau bergalau ria mencari gebetan, itulah dirimu di masa depan. Anak muda yang berpikir masa depan, takkan rela kehormatan digadaikan dengan pacaran, apalagi sampai hilang keperawanan.
Anak muda yang memiliki masa depan, enggan berpikir untuk pacaran, karena selain kemaksiatan juga penuh kepalsuan. Wahai anak muda, kalau ongkos traktir pacar masih nodong orang tua, bagaimana kau menanggung masa depan si dia?
Jika bicara masa depan, maka kau tak perlu pakai pacaran, karena pacaran selain dosa kemaksiatan, juga penuh kepengecutan. Wahai cowok kalau kau memang ‘jantan’ harusnya ajukan lamaran, bukan merusak masa depan si dia dengan pacaran. Wahai cewek, kalau kau ingin mulia, peduli dengan masa dapan kalian berdua, tahanlah menyatakan cinta, tunggu masa itu tiba. Dimana ‘masa’ itu akan ada? Saat kau merasa sudah punya kemampuan menafkahinya, dan sahkan didepan KUA.
Ingat! Lelaki sejati adalah mereka yang punya nyali mendatangi wali, untuk menikahi bukan untuk memacari
Ingat! Wanita mulia adalah mereka yang mau menjaga kehormatannya, hingga masa halalnya tiba, disahkan di KUA. [lukyrouf]