Menumbuhkan Keikhlasan

 Menumbuhkan Keikhlasan

Ilustrasi: Anak-anak Afghanistan tertawa bahagia. [foto: pixabay.com]

Imam Al-Fudhail bin Iyadh pernah ditanya tentang perbuatan yang paling baik, ketika membaca firman Allah,

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ

“Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya,” (Al-Mulk: 2) lalu ia menjawab, “Perbuatan yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan yang paling benar.”

Al-Fudhail juga berkata, “Sesungguhnya apabila suatu perbuatan dilakukan dengan ikhlas akan tetapi tidak benar, maka tidak dapat diterima, Begitu juga dengan sebaliknya, apabila perbuatan tersebut sudah benar, akan tetapi tidak dikerjakan dengan ikhlas, maka juga tidak dapat diterima, Suatu amal perbuatan tidak dapat diterima hingga dilakukan dengan ikhlas dan benar.”

Dalam kesempatan lain, Al-Fudhail juga berkata, “Perbuatan yang ikhlas adalah yang dilakukan hanya karena Allah SWT semata. Sedangkan perbuatan yang benar adalah yang sesuai dengan syariat.”

Kemudian ia membaca firman Allah di akhir surat Al-Kahfi,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110)

Sebagian ulama berkata:

“Berniatlah dengan ikhlas dalam semua perbuatanmu, maka amal yang sedikit akan mencukupimu.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 − 9 =