Al-Qur’an dan Kemukjizatannya (Bag-1)
ALLAH SWT mengutus Nabi Musa as kepada kaumnya dan kepada pemimpin mereka, yaitu Fir’aun yang mengklaim diri sebagai tuhan. Di sekeliling Fir’aun terdapat para tukang sihir yang selalu diminta bantuan oleh Fir’aun demi menegaskan keberadaannya sebagai tuhan. Mereka (tukang sihir) menipu orang-orang dengan sihir mereka, bahwa mereka mampu untuk mengubah tali dan tongkat menjadi ular.
Maka Allah memberi mukjizat berupa tongkat kepada Nabi Musa as. yang akhirnya mampu mengalahkan sihir mereka. Selanjutnya, para penyihir tersebut justru menjadi orang-orang yang pertama kali beriman kepada Allah SWT dan kenabian Musa as.
Hal ini disebabkan karena, sesungguhnya mereka telah menyadari hakikat dari apa-apa yang mereka kerjakan selama ini (sebagai penyihir). Selain itu, mereka akhirnya bisa membedakan antara sihir dengan hakikat dari suatu mukjizat. Dalam hal lain, mukjizat nabi Isa as, adalah kemampuan menghidupkan orang yang mati pada masa di mana ilmu kedokteran belum maju.
Mengenai Nabi Muhamad Saw, Allah SWT telah mengutus Beliau kepada kaum yang memiliki ‘pasar-pasar’ , di mana, di dalamnya mereka saling menonjolkan kefasihan (fashaahah) dan kejelasan (balaaghah) syair-syair mereka. Syair yang menang akan ditulis dengan tinta emas dan digantungkan di Ka’bah (sebagai markaz atau pusat kediaman tuhan-tuhan mereka sekaligus tempat tersuci bagi mereka). Syair yang menang akan selalu menjadi bahan perbincangan, dan kabilah yang menang akan berbangga-bangga dengan pujian.
Namun kemudian Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Saw, berupa ungkapan berbahasa Arab, serupa dengan syair-syair yang dibanggakan oleh orang Arab. Bahkan, mukjizat itu menggunakan huruf-huruf dan lafazh-lafazh yang juga dipakai dalam syair-syair orang Arab. Mukjizat tersebut adalah Al-Qur’an, kalam Allah yang sangat menakjubkan.
Apa Itu Mukjizat?
Mukjizat adalah pembuktian akan kelemahan (itsbaatul ‘ajzi), yaitu perbuatan menyimpang dari adat kebiasaan, dan menyalahi sunnatullah (anzhimatul wujuud) yang telah dipahami oleh manusia. Misalnya, menghidupkan orang mati, dicabutnya khasiat dari suatu benda; semisal tercabutnya khasiat api yang bisa membakar pada kisah Nabi Ibrahim as, dan tercabutnya air yang bisa menenggelamkan pada orang-orang yang beriman kepada Nabi Musa as.
Tujuan Mukjizat
Tujuan mukjizat adalah agar manusia menyaksikan bahwa orang yang diberi mukjizat adalah Utusan Allah dan meyakinkan orang-orang bahwa apa-apa yang dikatakan olehnya adalah wahyu Allah.