Mengintip Beranda Surga Dunia, Pulau Maladewa (Bagian 1)

 Mengintip Beranda Surga Dunia, Pulau Maladewa (Bagian 1)

CIVILITA.COM – Meski sudah menjadi destinasi wisata kelas dunia, masih banyak orang tak mengenal Maladewa.Di Indonesia,nama negeri ini menjadi buah bibir ketika beredar foto aktris cantik bersama seorang politikus terkenal lewat jejaring sosial. Pulau Maladewa, menjadi pilihan romantis tempat mereka pergi liburan.

Keindahan pantai Maladewa memang tak diragukan lagi. Fasilitas tempat penginapan pun banyak tersedia disini. Mulai dari hostel hingga hotel eksklusif. Hotel-hotel pinggir pantai didesain sangat apik. Keindahan Maladewa menjadi lebih sempurna dibuatnya. Pasir putihnya menggoda mata yang ingin pergi kesana. Ya inilah Pulau Maladewa, sebuah pulau surganya para pelancong.

Maladewa terkenal dengan keindahan air pantainya. Warnanya biru dan hijau. Pulau ini terletak di Samudra Hindia sebelah selatan barat daya India. Dikawasan Asia, pulau ini mempunyai luas paling kecil. Permukaan tanahnya terendah di dunia. Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa sekitar 1,5 meter diatas permukaan laut. Tak ayal, jika pendapatan negara Republik Maladewa bergantung pada sektor pariwisata dan perikanan. Eksotisme pantai-pantai yang berada di Pulau Maladewa. Memikat banyak turis untuk berlibur kesini. Wisatawan yang datang ke sini berjumlah sekitar kurang lebih 700.000 turis per tahunnya. Selain pantai yang mendatangkan devisa besar, juga ada hasil kekayaan laut yang melimpah berupa ikan yang diekspor ke Asia dan Eropa.

Nama Maladewa diambil dari bahasaSanskerta. ‘Mala’berarti untaian/kalungan. Sementara ‘Dvipa’ artinyaPulau. Bila disatukan kedua kata itu menjadi ‘Untaian Pulau-Pulau’. Negeri yang berdiri diantara banyak pulau.Pada masa kolonial Belanda. Orang-orang koloni menyebut Maladewa denganMaldivische Eilanden. Kata itu tercatat dalam dokumen mereka. SedangkanMaldive Islandsadalah bahasa lidah yang keluar dari orang-orang Inggris.

Konon legenda sejarah pulau ini, berawal dari seorang pangeran bernamaSinhalese. Pangeran terdampar dipulau ini bersama dengan pasangannya. Lalu duo sejoli ini menetap disana hingga keturunan mereka pun hidup hingga berabad-abad lamanya. Orang-orang Maladewamemiliki garis wajah hasilperpaduan Arab-India.

Abad-16 datanglah bangsa Portugis menjajah pulau cantik ini. 15 tahun (1558-1573) lamanya bukan waktu yang sebentar, hidup dalam penjajahan. Namun Muhammad Thakurufar Al-Azam berhasil merebut kembali dari tangan penjajah Portugis.Penderitaan rakyat Maladewa belum usai. Tahun 1887 hingga tahun 1965. Pulau Maladewa menjadi koloni Inggris. Lalu tahun 1153-1968 negara ini berubah menjadi negara kesultanan Islam yang berdiri sendiri.

Sejarah Islam di Maladewa

Tapi siapa sangka, selain dikenal dengan alamnya yang mengagumkan, Maladewa menyimpan sejarah perkembangan Islam yang luar biasa. Sebuah pusat penelitian Islam, Royal Islamic Strategic Research Center (RISSC), tahun lalu melaporkan hasil penelitian yang menyebut Maladewa sebagai sebuah negara Muslim.

Seperti dikutip salah satu media online Maladewa, Minivan News, jumlah pemeluk Islam di sana adalah 99,41 persen dari total jumlah penduduknya. Sementara konstitusi Maladewa mengklaim bahwa penduduknya 100 persen Muslim, karena secara tidak langsung, Islam merupakan sebuah persyaratan seseorang untuk memegang status sebagai warga negara Maladewa.

Hingga pertengahan 1991, dari total luas daratannya yang hanya 298 kilometer persegi, Maladewa memiliki 725 masjid di seluruh penjurunya. Jumlah itu belum termasuk 266 masjid lainnya yang dikhususkan bagi kaum perempuan.

Namun, delapan tahun kemudian, pada Juni 2009, pemerintah Maladewa mengumumkan penutupan seluruh masjid khusus tersebut. Alasannya, untuk mengurangi pengeluaran pemerintah terkait pengelolaan masjid dan menekankan “bahwa tempat shalat terbaik bagi perempuan adalah di rumah”.

Islam menjadi bagian penting dari negara bermata uang Rufiyaa itu. Hari Jumat menjadi hari istimewa, sehingga hari kerja ditetapkan mulai Ahad hingga Kamis. Pada bulan Ramadhan, seluruh kafe dan restoran tutup, dan pemerintah membatasi jam kerja. Pun setiap adzan dikumandangkan lima kali sehari, kafe, restoran serta pertokoan menghentikan aktivitas perniagaan mereka selama lima belas menit.

Hari Jumat menjadi hari terpenting Muslim Maladewa untuk mengunjungi masjid. Untuk itu, pertokoan dan perkantoran di seluruh penjuru negara mengakhiri aktivitas mereka pada pukul 11.00 siang. Khutbah Jumat dilaksanakan satu setengah jam setelahnya, atau sekitar pukul 12.30. Islam menjadi salah satu bagian hidup terpenting penduduk Maladewa, dan menjadi satu-satunya agama yang diakui di negara tersebut.

Salah satu situs resmi Maladewa menyebutkan negara tersebut menjadi negara Islam pada tahun 1153 Masehi. Sebelumnya, Maladewa merupakan negara Budha.

Menurut legenda, adalah seorang Muslim Sunni dari Maghrib (Afrika Utara), tepatnya Maroko, yang membawa Islam ke Maladewa. Sang Muslim pembawa syiar yang juga seorang hafidz, Abul Barakat Yoosuf Al Barbary, tiba di Kota Malé (sekarang ibukota Maladewa) dan menetap di sana untuk menyebarkan Islam.

Legenda tersebut didasarkan pada kisah seorang musafir Muslim Berber asal Maroko, Abu Abdullah Muhammad Ibn Batuta (1304-1368), dalam catatan perjalanannya, Rihla (The Journey).

Menurut Jawaharlal Nehru dalam Glimpses of World History, Ibn Batuta adalah seorang penjelajah ulung. Ia menghabiskan 30 tahun, diantaranya untuk menjelajah Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, bagian barat Eropa Timur, Timur Tengah, Asia Selatan, dan bagian timur Cina. Ibn Batuta juga dikenal sebagai Shams ad-Din (A.S. Chughtai, 1990 dalam Ibn Battuta – The Great Traveler).

Selanjutnya, menurut Thangeehu Kurevunu Dhivehi Raajjeyge Thaareekhuge Thanthankolhu (Kutipan-kutipan dari Sejarah Maladewa yang telah diteliti), Abul Barakat berhasil mengislamkan Maladewa setelah melalui perjuangan yang panjang dan rumit. Upaya pertamanya gagal sebelum akhirnya ia memilih mngenalkan syiar Islam di kalangan kerajaan. Karenanya, orang pertama yang memeluk Islam kala itu adalah sang raja, Sri Tribuvana Aditiya, yang kemudian diikuti istri dan anak-anaknya.

Bersambung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *