Zionis Israel Hancurkan Jaringan Listrik, Warga Gaza Berjuang dalam Kegelapan

 Zionis Israel Hancurkan Jaringan Listrik, Warga Gaza Berjuang dalam Kegelapan

Seorang perempuan memasak makanan di tendanya setelah dia kembali ke daerah Sheikh Radwan yang hancur, di utara Kota Gaza, Palestina, Kamis (6/11/2025). [Xinhua]

Gaza (Mediaislam.id) – Di bawah terik sinar matahari di dekat reruntuhan Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City, Shorouq Abu Naji (22) mencuci pakaian anak-anaknya secara manual di luar sebuah tenda. Jari-jemarinya merah dan membengkak akibat mengucek pakaian.

“Kami tidak bisa lagi menggunakan mesin cuci karena pemadaman listrik yang berkepanjangan,” ujar Shorouq Abu Naji seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (12/11/2025).

“Saya terus merasakan kesakitan di tangan. Kadang saya menangis karena rasa sakit itu.”

Bagi Abu Naji dan ketiga anaknya, listrik telah menjadi kenangan yang samar. “Selama lebih dari dua tahun, kami tidak merasakan listrik di area kami,” tuturnya.

“Semua hal yang kami lakukan kini bergantung pada tenaga fisik kami,” lanjutnya.

Putra sulungnya menyerahkan selembar kertas bernomor “15” kepada dirinya, sebuah token untuk mengambil kembali ponsel miliknya usai diisi dayanya di sebuah stasiun tenaga surya.

“Jika kami kehilangan kertas ini, kami tidak bisa mendapatkan kembali ponsel kami,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa ponsel tersebut berfungsi sebagai alat komunikasi yang krusial sekaligus sumber cahaya yang penting pada malam hari.

Pada malam hari, suaminya menyalakan api kecil di luar. “Sebelum tidur, dia memadamkannya agar tenda tidak terbakar,” tuturnya.

“Di dalam tenda, kami harus bergantung pada sinar senter ponsel.”

Di seluruh Gaza, tenda-tenda darurat tetap gelap usai matahari terbenam, yang hanya diterangi oleh lilin, api kecil, atau cahaya redup dari layar ponsel.

Menurut Gaza Electricity Distribution Company, wilayah kantong itu telah kehilangan sekitar 1,2 miliar kilowatt-jam listrik sejak aksi genosida Zionis Israel. Nilai kerusakan infrastruktur listrik mencapai lebih dari 728 juta dolar AS, kata perusahaan itu, dengan ribuan jaringan, transformator, dan meteran hancur.

Sejak itu, mayoritas dari total dua juta warga di Gaza hidup dengan sedikit atau tanpa pasokan listrik sama sekali.

Di Khan Younis, Shaker Murtaja (42), ayah empat anak yang toko jahit miliknya hancur akibat serangan udara, menceritakan ketakutan yang terus membayangi keluarganya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

13 − eleven =