Yahya Sinwar, Pemimpin Sayap Politik Hamas di Jalur Gaza

Pemimpin sayap politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.
Di Penjara Zionis Israel
Sinwar telah menghabiskan sebagian besar waktu dewasanya di penjara-penjara Israel. Dia dipenjara selama lebih dari 22 tahun, dari 1988 hingga 2011.
Pada 2011, Sinwar dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan yang membebaskan 1.027 tahanan Palestina dan Arab Israel dari penjara dengan imbalan satu sandera Israel, yakni tentara IDF Gilad Shalit.
Segera setelah keluar dari penjara, Sinwar juga beraliansi dengan Brigade Izzedine al-Qassam dan kepala staf Marwan Issa.
Pada 2013, dia terpilih menjadi anggota Biro Politik Hamas di Jalur Gaza, kemudian menjadi ketuanya pada 2017.
Pada 2018, dalam pernyataannya kepada media internasional, dia mengisyaratkan dukungannya terhadap ribuan warga Palestina untuk menerobos pagar pembatas yang memisahkan Jalur Gaza dengan Israel.
Dukungan itu adalah bagian dari protes terhadap AS yang memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Belakangan, pada tahun yang sama, Sinwar mengaku selamat dari upaya pembunuhan oleh warga Palestina pendukung pesaingnya, Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat.
Pada 2015, Departemen Luar Negeri AS secara resmi memasukan pejuang Palestina ini sebagai “Teroris Global yang Ditunjuk Khusus”.
Pada Mei 2021, serangan udara Israel menargetkan rumah dan kantor Sinwar di Jalur Gaza.
Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada April 2022, dia mendorong orang-orang untuk menyerang Israel dengan cara apa pun yang memungkinkan.[]
[Disadur dari BBC News Indonesia]