Yahya Sinwar, Pemimpin Sayap Politik Hamas di Jalur Gaza

Pemimpin sayap politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.
GERAKAN perlawanan Islam Hamas terus memberikan kejutan bagi Israel. Setelah menyerahkan sejumlah sandera dari Gaza Utara, padahal wilayah tersebut diklaim telah dikuasai Israel, kejutan datang dari pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.
Dikabarkan, Sinwar menemui sejumlah sandera asal Israel di dalam terowongan di Jalur Gaza. Kepada para sandera, Sinwar menggunakan bahasa Ibrani fasih. Saat menemui para sandera, Sinwar mengatakan pada mereka agar tidak takut. “Kalian aman.”
Padahal, seorang koresponden BBC bidang keamanan Frank Gardner telah menulis di media tersebut bahwa Yahya Sinwar telah menghilang.
“Tidak mengherankan kalau ribuan tentara Israel mengerahkan drone, penyadap elektronik, hingga informan manusia demi mencari keberadaannya,” tulis Frank.
Menurut Frank, Sinwar yang memiliki rambut seputih salju dan alis hitam, merupakan pemimpin sayap politik Hamas di Gaza. “Dia adalah salah satu orang yang paling dicari-cari oleh Israel,” kata dia.
Pasalnya, Sinwar bersama sejumlah orang lainnya dianggap Israel bertanggung jawab atas serangan pada 7 Oktober di wilayah selatan Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 200 orang diculik.
“Yahya Sinwar adalah komandannya… dan dia akan habis,” kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari pada awal Oktober.
“Serangan keji ini diputuskan oleh Yahya Sinwar,” kata Kepala Staf IDF Herzi Halexi. “Oleh karena itu dia dan semua anggotanya akan habis.”
Menurut Frank, Israel percaya bahwa Sinwar, yang merupakan orang kedua setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, telah terpojok, bersembunyi di terowongan bawah tanah di suatu tempat di Gaza bersama pengawalnya, tidak berkomunikasi dengan siapa pun karena khawatir akan terlacak dan ditemukan.