Yahya Sinwar, Pemimpin Sayap Politik Hamas di Jalur Gaza

Pemimpin sayap politik Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar.
Siapa Yahya Sinwar?
Yahya Sinwar, 61, yang dikenal dengan sapaan Abu Ibrahim, lahir di kamp pengungsi Khan Younis di ujung selatan Jalur Gaza.
Orang tuanya berasal dari Ashkelon, namun dia menjadi pengungsi pasca-peristiwa “al-Naqba” (bencana), yang merujuk pada terusirnya warga Palestina dari tanah leluhur mereka dalam perang usai negara Israel didirikan pada 1948.
Dia menempuh pendidikan di sekolah menengah untuk laki-laki di Khan Younis, lalu menjadi sarjana bahasa Arab dari Universitas Islam Gaza.
Pada masa itu, Khan Younis adalah “benteng” dukungan bagi Ikhwanul Muslimin, kata peneliti dari Washington Institute for Near East Policy, Ehud Yaari, yang pernah mewawancarai Sinwar empat kali di penjara.
Menurut Yaari, Ikhwanul Muslimin “merupakan gerakan besar-besaran bagi generasi muda yang pergi ke masjid-masjid di tengah kemiskinan di kamp pengungsi”. Ini nantinya juga berpengaruh penting bagi Hamas.
Sinwar pertama kali ditangkap oleh Israel karena “aktivitas Islami” pada 1982. Saat itu dia masih berusia 19 tahun.
Dia kemudian ditangkap lagi pada tahun 1985. Pada saat itulah dia dipercaya oleh tokoh legendaris pendiri Hamas, Syekh Ahmed Yassin.
Keduanya menjadi “sangat, sangat dekat”, kata peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Kobi Michael.
Dua tahun setelah Hamas didirikan pada 1987, Sinwar mendirikan organisasi keamanan internal yang ditakuti bernama al-Majd. Saat itu, dia baru berusia 25 tahun.
Pada 1988, Sinwar dituduh merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel. Dia ditangkap pada tahun yang sama, dihukum oleh Israel atas pembunuhan 12 warga Palestina, lalu dijatuhi empat hukuman seumur hidup.