Wanita, Mulia Dalam Islam
Sepanjang sejarah peradaban manusia, wanita memiliki posisi yang sangat penting. Mengingat baik buruknya suatu masa, dapat di lihat dari bagaimana kedaan wanita pada setiap zamannya. Kita bisa mengetahui bagaimana posisi wanita pada masa sebelum Islam hadir di tengah-tengah manusia yaitu masa Jahiliyah tepatnya di lingkungan Bangsa Arab. Dimana mereka hanya di jadikan sebagai alat pemuas laki-laki, teman hura-hura, budak yang tidak ternilai harganya. Saking rendahnya, wanita hanya di pandang sebelah mata dan ditindas sedemikian rupa. Ironisnya bayi-bayi perempuan yang lahir dikubur hidup-hidup karena aib sebuah keluarga mendapatkan anak perempuan. Kalaupun tetap dibiarkan hidup, maka kehidupannya di perlakukan tidak seperti manusia, begitu hina dan rendahnya.
“Dan apabila seorang dari mereka diberi khabar dengan kelahiran anak perempuan, merah padamlah mukanya dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah. Alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An Nahl: 58-59).
Tidak hanya pada Bangsa Arab, fenomena seperti ini semakin meluas ke berbagai belahan dunia dalam memandang dan memperlakukan wanita. Maka jangan heran jika isu Emansipasi wanita masih terus di gaungkan dan diperjuangkan oleh para Feminisme dalam menuntut hak-haknya di dunia Barat sampai sekarang. Namun tidak setelah itu, ketika Allah merisalahkan Islam melalui Malaikat Jibril kepada Rasulullah. Tugas besar yang harus dilakukan oleh Rasullah dengan mengubah kondisi kehidupan Manusia, salah satunya dalam memberikan hak-hak pada seorang wanita.
Keadaan wanita jauh berbeda dan berubah 180 derajat dibandingkan kondisi sebelumnya, ya itulah saat Islam hadir di tengah-tengah dunia. Derajat dan kehormatan wanita terangkat, tidak ada lagi diskriminasi, penindasan, pengukungan, yang selama ini dirasakan oleh para wanita pada masa Jahiliyah. Wanita diberikan hak-haknya secara adil, bahkan begitu mulianya martabat seorang wanita dimata Islam. Dalam Al-Qur’an terdapat satu surat yang berisi tentang wanita yaitu surat An-Nisa, sebuah hadis diberitakan bahwa derajat seorang Ibu (wanita) tiga tingkat dibanding Ayah bahkan syurga terletak pada kaki Ibu. Masya Allah, begitu mulianya wanita dalam penjagaan Islam.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
Dalam menjaga kehormatan dan kesuciannya sebagai seorang Muslimah. Islam mengatur wanita muslim untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh, hal itu agar wanita muslim tidak diganggu oleh nafsu laki-laki yang bukan mahromnya. Pernah suatu ketika pada Masa Rasulullaah, seorang wanita yang jilbabnya tersingkap oleh laki-laki dari Bani Qainuqa, sampai auratnya terlihat. Maka Rasulullah dengan pasukannya pergi dan manangkap Bani Qainuqa.
Sungguh berbanggalah menjadi seorang Muslimah, jangan sampai kita menjadi fitnah dunia. Allah telah menurunkan berbagai keistimewaan yang diberikan kepada setiap wanita bahkan bidadari sekelas di syurgapun iri kepada wanita muslimah di dunia. Maka selama kita berpegang teguh pada apa yang telah Allah gariskan, niscaya keberhasilan hidup kita tidak hanya di dunia namun sampai ke akhirat.
[Dewi Citra, Mahasiswi UNJ.]
1 Comment
[…] Wanita, Mulia Dalam Islam | CivilitaPenulis / Sumber : redaksi-at […]