Taqwa Penambah Pundi Rezeki
CIVILITA.COM – “Jika engkau tidak diberi kekayaan, maka jangan sampai tercegah darimu ketaqwaan. Sungguh, taqwa dapat melindungi seseorang dari hal yang diharamkan dan dapat menetapkan rasa takut dalam hati kepada Allah Swt.”
Para ulama salaf telah menjelaskan makna taqwa secara jelas. Imam Ar Raghib Al-Isfahani, misalnya, memaknai taqwa dengan keberanian untuk menjaga diri dari perbuatan dosa. Dan taqwa, lanjut Al Isfahani, bisa dicapai manakala berani meninggalkan tindakan-tindakan tercela, dan disempurnakan dengan meninggalkan tindakan-tindakan syubhat, tindakan-tindakan yang tidak jelas halal dan haramnya, dan tindakan-tindakan yang serba boleh secara berlebih-lebihan. Itulah taqwa.
Imam An-Nawawi memiliki pendapat senada. Menurutnya, taqwa ialah melakukan segala perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan pada dasarnya, kata An-Nawawi, taqwa adalah melindungi diri dari hukuman dan kemurkaan Allah swt.
Lebih gamblangnya menurut Mujahid Ibnu Jabir, taqwa adalah mematuhi Allah swt dan tidak mengingkari-Nya, sadar pada Allah swt dan tidak menentang-Nya, bersyukur kepada Allah swt dan tidak mengingkari-Nya, menyembah kepada Allah swt berdasarkan ilmu dari-Nya dan mengharap pahala pula dari-Nya. Meninggalkan larangan-larangan Allah swt berdasarkan ilmu dari-Nya karena takut akan hukuman-Nya.
Intinya, taqwa itu melibatkan kesadaran untuk mematuhi perintah-perintah Allah swt, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mengingat Allah swt dengan sadar, berharap belas kasih Allah swt dengan sadar dan takut siksa Allah swt dengan sadar pula. Itulah taqwa.
Di dalam Al-Quran, kita pasti menemukan janji Allah swt pada orang-orang yang bertaqwa berupa tambahan rizki yang tak disangka-sangka. Lihat saja misalnya janji Allah Swt dalam surat At-thalaq ayat 2-3 berikut ini:
وَمَنيَتَّقِاللهَيَجْعَللَّهُمَخْرَجًاوَيَرْزُقْهُمِنْحَيْثُلاَيَحْتَسِبُوَمَنيَتَوَكَّلْعَلَىاللهِفَهُوَحَسْبُهُإِنَّاللهَبَالِغُأَمْرِهِقَدْجَعَلَاللهُلِكُلِّشَىْءٍقَدْرًا
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (QS. At-thalaq: 2-3)
Ayat di atas jelas sekali menyatakan, bahwa siapa pun kita, jika kita bertaqwa pada Allah swt, maka kita pasti akan memperoleh dua anugerah sekaligus.
Pertama, kita pasti akan memperoleh jalan keluar yang baik atas setiap permasalahan yang kita hadapi. Allah swt akan mengangkat segala masalah dan kesulitan kita, kemudian menggantinya dengan kemudahan-kemudahan yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Kedua, Allah swt pasti akan memberikan kita sejumlah rizki yang tidak pernah kita duga dan kita perkirakan sebelumnya. Ya. Allah Swt akan memberi kita rizki dari sumber atau dari arah yang tidak pernah kita sangka-sangka. Subhanallah!
Ibnu Katsir berkata, “Ayat di atas merupakan jaminan bagi yang takut kepada Allah swt, yakni senang mengerjakan perintah-perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Bagi orang yang takut pada Allah swt, niscaya Allah swt akan membuat sebuah jalan keluar dari masalah hidup yang ia alami. Dan Allah swt akan menambah rizki, makanan, atau bantuan padanya dari sumber-sumber yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Ya… Allah Swt akan membantunya dari sumber-sumber yang sebelumnya tidak ia yakini bisa membantunya.” Subhanallah!
Betapa agung dan mulianya ayat itu! Betapa optimistiknya ayat itu! Luar biasa ayat itu! Dalam ayat itu terdapat harapan bagi orang yang putus asa dan ada solusi bagi orang yang mengalami kebuntuan jalan!
Mengomentari ayat itu Abdulah Bin Mas’ud berkata, “Ayat yang paling agung dalam al-qur’an yang menyediakan jalan keluar dari satu situasi yang sulit adalah ayat yang berbunyi..barang siapa yang bertaqwa kepada Allah swt niscaya Dia akan mengadakan jalan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka sangkanya.”
Bukan hanya ayat itu yang menjelaskan janji Allah Swt akan tambahan rizki bagi orang yang bertaqwa. Dalam surat Al-A’raf ayat 96 Allah ta’ala kembali menegaskan,
وَلَوْأَنَّأَهْلَالْقُرَىءَامَنُواوَاتَّقَوْالَفَتَحْنَاعَلَيْهِمبَرَكَاتٍمِّنَالسَّمَآءِوَاْلأَرْضِوَلَكِنكَذَّبُوافَأَخَذْنَاهُمْبِمَاكَانُوايَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-a’raf: 96)
Dalam ayat tersebut, Allah Swt menyatakan, jika masyarakat kita percaya kepada Allah swt dan bertaqwa pada-Nya, niscya Allah Swt akan memberkahi mereka dari dua arah sekaligus; dari langit dengan turunnya hujan yang mendatangkan rahmat; dan dari bumi dengan buah-buahan dan makanan. Gamblangnya, “Allah Swt menambah rizki mereka, dan membuat semua masalah mereka menjadi mudah.”
Ayat di atas juga menunjukan bahwa nikmat dan berkah-berkah Allah Swt itu akan dicurahkan pada seseorang Karena keimanan dan ketaqwaannya. Dan berkah berkah dari Allah Swt itu adalah semurni-murninya berkah, semanfaat-manfatnya berkah, tanpa ada akibat-akibat yang jahat maupun buruk. Simaklah kalimat Allah swt yang menggunakan kata jamak, “…berkah-berkah kami,,,” apa artinya? Bahwa berkah-berkah yang turun sangatlah banyak dan tidak hanya sekali turun, melainkan berkali-kali. Allah swt juga meneruskan dengan kalimat lanjutan bahwa berkah berkah itu datang “…dari langit-langit dan bumi…” apa artinya? Bahwa berkah-berkah itu datang secara lengkap dan komprehensif. Yang dari langit pasti bermanfat untuk duniawi dan ukhrawi dan yang dari bumi pasti bermanfaat untuk duniawi.
Dalam ayat di atas dikatakan bahwa berkah-berkah dari langit meliputi turunnya hujan yang cukup. Hal itu memastikan bahwa Allah Swt menurunkan berkah dari langit sesuai kebutuhan hidup dan kehidupan. Adapun berkah-berkah dari bumi meliputi hal-hal yang dapat menyebabkan tetumbuhan bisa bereproduksi dan tetap sehat, harmoni alam bisa terjaga dengan baik, penuh kedamaian, keamanan dan kenyamanan.
Singkat kata, berkah-berkah dari langit dan bumi bisa pula berarti bahwa setiap berkah yang kita butuhkan akan Allah swt berikan pada kita.
Dalam ayat yang berbeda, Allah Swt kembali menegaskan betapa taqwa menjadi penyebab datangnya rizki di kalangan orang-orang yahudi dan nasrani di zaman dulu. Simaklah firman Allah Swt surat Al-maidah ayat 66.
وَلَوْأَنَّهُمْأَقَامُواالتَّوْرَاةَوَاْلإِنجِيلَوَمَآأُنزِلَإِلَيْهِممِّنرَّبِّهِمْلأَكَلُوامِنفَوْقِهِمْوَمِنتَحْتِأَرْجُلِهِممِّنْهُمْأُمَّةُُمُقْتَصِدَةُُوَكَثِيرُُمِّنْهُمْسَآءَمَايَعْمَلُونَ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Rabbnya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” (QS. Al-Maidah:66)
Subhanallah! Seandainya saja orang-orang yahudi dan nasrani hidup dengan menjalankan hukum-hukum Allah Swt yang diwahyukan kepada mereka, niscya Allah Swt akan mencurahkan berkah-Nya kepada mereka. Dan inilah yang disebut taqwa. Tapi justru mereka lebih menuruti keinginan dan kesenangan belaka.
Imam al-qurthubi berkata, “sesungguhnyalah Allah Swt telah membuat urusan-urusan sebagai salah satu penyebab datangnya rizki. Dan Allah Swt berjanji, bagi siapa saja yang mau bertaqwa dan bersyukur kepada-Nya, niscya Dia akan menambah nikmat yang tiada terkira.” Oleh karena itu, tidak bertaqwa kepada Allah Swt berarti menjerumuskan diri kedalam kesusahan dan kesempitan.
Di akhir tulisan ini, tidak ada salahnya jika kita renungkan nasihat bijak dari sahabat Ali Bin Abi Thalib tentang taqwa, beliau berkata, “Sesungguhnya taqwa adalah tali kekang dan tiang penopang. Berpeganglah erat-erat dengan talinya dan tetaplah berada dalam hakikatnya. Bertaqwalah kepada Allah swt dengan ketaqwaan orang yang arif, yaitu yang menyibukan hatinya dengan tafakur, yang ketakutannya telah meletihkan badannya, dan tahajud telah menjadikannya terjaga dari sebagian besar waktu tidurnya.”
Kemudian beliau melanjutkan, “ Bertaqwalah kalian kepada Allah dengan ketaqwaan orang yang bila mendengar ayat-ayat Allah dan nasehat-nasehat yang baik, hatinya menjadi khusuk, bila berbuat dosa, dia terus bertaubat, bila ditakut-takuti siksa Alah, dia cepat beramal, bila diperingatkan, dia cepat-cepat sadar, bila diyakinkan hatinya, dia terus berbuat baik, bila diberi nasehat, dia terus mengingat nasehat itu dan bila diingatkan dia terus waspada.”
Mari kita evaluasi ketaqwaan kita selama ini, bersungguh-sungguhlah menjadi orang yang bertaqwa agar kita menjadi hamba Allah yang sesungguhnya dan sekaligus mudah-mudahan dengan ketaqwaan yang sesungguhnya itu Allah swt akan menambah pundi rizki kita dan akan memudahkan segala urusan dan masalah yang kita hadapi. Amin…