Sulitnya Bantuan ke Gaza Menembus Perbatasan Rafah

 Sulitnya Bantuan ke Gaza Menembus Perbatasan Rafah

Bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza masuk melalui pintu perbatasan Rafah.

Gaza (Mediaislam.id) – Lembaga medis dan sosial MER-C berhasil masuk ke Gaza membawa bantuan setelah melalui proses panjang untuk bisa masuk ke wilayah Palestina itu.

“Tentunya bantuan yang kita belanjakan di Mesir dan kirim ke Gaza membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang sangat sulit. Kita sempat berbincang dengan Tim Medics World Wide selaku lembaga yang punya akses memasukkan bantuan ke Gaza. Mereka mengatakan truk-truknya mengalami banyak kendala untuk memasuki Gaza,” tutur Fikri, relawan MER-C yang tinggal di Gaza dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024).

Fikri menjelaskan kendala yang dialami proses tersebut. Pertama adalah antrean yang cukup panjang dan proses perizinan yang membutuhkan paling sebentar adalah dua pekan dan paling lama berbulan-bulan.

Kedua truk-truk bantuan yang sudah mendapat izin dari gerbang Rafah, perbatasan Mesir dan Gaza, tidak langsung bisa masuk ke Jalur Gaza tetapi harus dialihkan ke perbatasan Karim Abu Salim, perbatasan Israel dan Mesir, di sana semua barang dibongkar dan diperiksa oleh mereka. Jika memenuhi syarat baru proses selanjutnya bisa dijalankan, yaitu masuk ke Jalur Gaza dan diturunkan di gudang-gudang yang sudah tersedia.

Sepanjang proses ini banyak barang-barang bantuan yang dikirimkan tidak bisa masuk, karena tidak memenuhi syarat Pemerintah Israel bahkan barang-barang bantuan banyak yang rusak akibat pemeriksaan tersebut.

Fikri mengungkapkan, kendala lapangan dalam mendistribusikan bantuan juga sangat banyak. Salah satunya kondisi mencekam karena serangan Israel yang masih berlangsung, terlebih lagi mereka manargetkan fasilitas umum seperti rumah sakit, kantor-kantor media, tenda-tenda pengungsian, bahkan truk-truk batuan yang masuk ke Jalur Gaza juga sering kali menjadi target Israel.

Kesulitan lainnya adalah masih banyak warga Gaza yang belum mendapatkan bantuan karena ada lebih dari 1.9 juta warga mengungsi di berbagai tempat yang ada di Jalur Gaza dan mereka meninggalkan rumah karena kondisi yang cukup buruk.

“Masyarakat Gaza sangat berharap genjatan senjata permanen agar mereka bisa pulang ke rumah masing-masing walaupun sebagian rumah mereka sudah banyak yang hancur dan rata dengan tanah oleh Zionis Israel,” kata Fikri.

Lebih lanjut Fikri menuturkan, saat ini warga Gaza membutuhkan tenda-tenda untuk tempat tinggal dan pakaian hangat karena di Jalur Gaza sudah memasuki musim dingin. Mereka tidak sempat menyelamatkan berang-barang. Tentara Israel juga sering kali memerintahkan mereka tidak membawa apapun saat proses evakuasi.

“Semoga peperangan ini selesai dan masyarakat Gaza bisa Kembali membangun kehidupan mereka yang baru,” ucapnya. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *