Stoikisme Pemuda ‘Nyeni’ dalam Kode Langit

 Stoikisme Pemuda ‘Nyeni’ dalam Kode Langit

Ilustrasi (pixabay.com)

Di titik ini, “nyeni” bukan cuma soal estetika. Nyeni adalah cara pemuda menertawakan keresahan, menyulam luka jadi lagu, dan menyulap ketidakpastian jadi tarian. Dalam diam, dalam warna, dalam puisi instagram yang katanya receh, tapi sebenarnya jeritan batin yang tertahan.

Karena pada akhirnya, nyeni itu bukan cuma soal gaya, tapi juga soal cara bertahan.

“Hidup, ya gitu, nyueni, kita pun menghasilkan air seni”

Di tengah hidup yang penuh notifikasi, overthinking, dan ekspektasi sosial yang absurd—stoikisme datang bukan sebagai teori tua yang berdebu, tapi sebagai penenang yang relevan, bukan solusi instan, tapi semacam nafas panjang yang kita lupa tarik.

Pemuda nyeni mungkin terlihat melayang, tapi justru karena itu mereka butuh pondasi. Dan Stoikisme menawarkan itu: bukan “jalan keluar”, tapi “cara berdamai” dengan kenyataan.[]

Mas M. Mutamakkin Al JailaniMahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Negeri Surabaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 + 10 =