Siapa yang Paling Banyak Miliki Bidadari?

 Siapa yang Paling Banyak Miliki Bidadari?

Ilustrasi: Muslimah.

“Setiap orang di antara mereka (ahli surga) beristrikan dua bidadari yang masing-masing memiliki tujuh puluh perhiasan.” (HR at-Tirmidzi)

“Orang yang mati syahid di mata Allah mempunyai tujuh keistimewaan: diampuni dosanya seketika, dapat melihat tempatnya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, merasa aman dan tentram di hari pengadilan, diletakkan di kepalanya mahkota ketenangan, yang setiap satu permata darinya lebih baik dari dunia dan isinya, dikawinkan dengan tujuh puluh dua bidadari, dan bisa memberi syafaat kepada tujuh puluh kerabat dan keluarganya.” (HR at-Tirmidzi)

Ibnul Qayyim berkata, “Orang yang paling sempurna dalam menikmati bidadari adalah yang paling menjaga tubuhnya dari sesuatu yang diharamkan (di durnia). Orang yang minum khamr di dunia, tidak akan meminųmnya di akhirat, begitu juga laki-laki yang sering memakai sutra dan memakai perhiasan emas atau menggunakan piring emas, tidak akan mungkin di akhirat nanti ia memakainya. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya, ‘Sesungguhnya khamr, sutra, emas itu bagi mereka (nonmuslim) di dunia dan bagi kamu sekalian (muslim) di akhirat.” (HR Bukhari)

Oleh karena itu, orang yang mengobral kesenangan di dunia, dia tidak akan mendapatkannya di akhirat.

Begitu juga sebaliknya, orang yang zuhud, tidak menjadikan kesenangan dunia sebagai tujuan, melainkan sebagai wasilah untuk bertaqarrub kepada Allah SWT, maka kesenangan dari Allah telah menunggunya dengan setia.

Oleh karena itu, mumpung kita masih kuat, mari kita gunakan kesempatan ini untuk bersabar sesaat, untuk meraih kesenangan abadi di akhirat. Karena sesungguhnya, kenikmatan dunia ini tidak ada seujung kuku pun dibandingkan dengan kenikmatan surga.

Kalau di dunia kita selalu berhadapan dengan kekerasan, kebejatan, kekurangan, kekhilafan, duka lara, lelah, silih berganti sampai datangnya kematian.

Said bin Jubair berkata, “Sesungguhnya, laki-laki surga bergelora syahwat di tubuhnya dan merasakan kelezatan selama tujuh puluh tahun. Tidak ada satu junub pun dan tidak ada letih. Persetubuhan mereka adalah kelezatan abadi yang tiada cacat sedikit pun.” []

Sumber: Abu M Jamal Ismail. “Bertemu Bidadari di Surga”. (Terjemah).

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *