Seperti inilah Proses Penciptaan Alam semesta

 Seperti inilah Proses Penciptaan Alam semesta

Penciptaan itu diartikan sebagai proses, cara, dan perbuatan yang menciptakan. Banyak sekali perspektif mengenai asal-usul penciptaan alam semesta, tetapi kebenarannya masih di pertanyakan. Walaupun banyak teori yang menjelaskan mengenai penciptaan alam semesta. Lalu bagaimana alam semesta di jelaskan dalam Al-Qur’an?

Allah berfirman dalam (Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Yang artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya ?”

Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam enam masa.  Dan yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi. Tidak seperti sekarang yang sudah adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy, sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya.Allah SWT menegaskan bahwa tidak seorangpun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah semata, karena Allah Yang Maha Kuasa yang bisa menentukan segala sesuatu.

Kemudian Allah SWT memperingatkan: “Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain Allah?

Dalam surah Al-Kahfi ayat 51 Allah telah menerangkan kekuasaanNYA, Allah menegaskan bahwa setan itu tidak berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan itu tidak mempunyai hak sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari lidah api saja tetapi juga karena mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini. Allah SWT menegaskan bahwa iblis dan setan-setan itu tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi ini, di kala Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan dari mereka sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak hadir dalam penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam penciptaan tersebut.

Patutkah setan-setan itu dengan keadaan demikian dijadikan sekutu Allah? Allah SWT dalam menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah sama sekali menjadikan setan-setan, berhala-berhala, sembahan-sembahan lainnya sebagai penolong, hanya Dia sendirilah yang menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan siapapun. Bilamana setan-setan itu dan berhala-berhala itu tidak ikut serta dalam menciptakan itu tentulah mereka tidak patut dijadikan sekutu Allah dalam  peribadatan seseorang hambaNya. (Sumber: Tafsir Depag)

Dan dalam  Q.S. Al-Baqarah: 29

Yang Artinya :“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

(Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu); sebagai kemuliaan dari-Nya dan nikmat bagi manusia serta perbekalan hidup dan kemanfaatan untuk waktu tertentu. (dan Dia berkehendak [menciptakan] langit); lafazh “Tsummas tawa: (artinya): ‘dan Dia berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, al-Istiwa’ artinya meninggi dan naik keatas sesuatu sebagaimana makna firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain-red): “Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…”. (QSAl-Mu’minun/23:28). (lalu dijadikan-Nya); meluruskan (menyempurnakan) penciptaannya (langit) sehingga tidak bengkok (tidak ada cacat didalamnya-red) [Zub]. (tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu); meskipun demikian Ilmu-Nya mencakup segala sesuatu, Maha Suci Dia Yang tiada ilah dan Rabb (Yang berhak disembah) selain-Nya. (Sumber: Tafsir Depag).

Dari ketiga ayat di atas ini menunjukan bahwa Allah SWT lah dengan segala ke maha kuasaan-Nya  yang telah menciptakan alam semesta, tanpa ada campur tangan dari siapapun. Ketiga ayat di atas pun sekaligus menentang pada pernyataan para philosof materalis yang mengatakan bahwa “alam semesta ini telah ada sejak dulu tanpa ada perubahan apapun dan akan tetap menjadi seperti ini sampai akhir nanti.” (Harun Yahya).

Inilah proses terbentuknya alam semesta yang telah dijelaskan dalam Al-Quran, semoga bisa menambah keimanan kita terhadap Allah SWT, aamiin ya robbal alamin…

[Novita]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *