Rasulullah Saw Tidur Berbaring ke Kanan, Ini Manfaat dari Sisi Kesehatan

Ilustrasi: Jemaah iktikaf di Masjid Istiqlal sedang beristirahat.
SEBAGAI seorang manusia, Rasulullah Saw juga biasa tidur sebagaimana manusia yang lainnya. Namun Rasulullah Saw memiliki adab-adab khusus dalam tidurnya.
Prof. Muhammad Rawwas Qal’ah Jie dalam bukunya, “Dirasah Tahliliyyah li Syakhsiyyah ar-Rasul Muhammad”, menulis, Rasulullah membiasakan diri untuk tidak tidur di atas kasur empuk yang melelapkan ketika badan beristirahat.
“Agar tidak tunduk pada tidur dan istirahat, beliau duduk dari tidur dan segera bangkit untuk melaksanakan kewajiban,” tulis Prof. Rawwas.
Karena itulah, lanjutnya, kasur beliau terbuat dari kulit yang diisi dengan serat. Bantalnya pun terbuat dari kulit yang diisi dengan serat. Rasulullah Saw juga memiliki kain kasar sebagai alas tidurnya yang dilipat dengan dua lipatan.
Suatu hari, kain tersebut dilipat sebanyak empat lipatan, maka Rasulullah Saw melarang mereka dari hal itu dan berkata, “Kembalikanlah lipatan alas kain itu seperti semula (menjadi dua lipatan). Karena ia bisa menghalangiku dari mengerjakan shalat malam.” (HR Tirmidzi)
Jika hendak pergi tidur, beliau berdoa: “Dengan nama-Mu, ya Allah, aku hidup dan aku mati?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kemudian beliau membaca tiga surat dari Al-Qur’an, yakni: al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas. Lalu beliau berbaring di atas bagian tubuhnya yang sebelah kanan, meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya, kemudian membaca beberapa doa hingga tertidur. (Bukhari dalam al-Da’awat dan Muslim dalam al-Dzikru wa Du’a).
Manfaat dari Sisi Kesehatan
Tidur dengan menghadap ke kanan ternyata memiliki manfaat dari sisi kesehatan. Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku “Sehat dengan Ibadah” menjelaskan, pada dasarnya tidur dengan berbaring ke sebelah kanan berpotensi membantu melancarkan peredaran darah dari sel bagian kiri jantung yang terletak di bagian atas ke seluruh tubuh, kecuali pembuluh aorta.