Parmusi: Negara tak Bisa Dipisahkan dari Agama

 Parmusi: Negara tak Bisa Dipisahkan dari Agama

CIVILITA.COM – Organisasi Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menyoroti banyak konflik yang terjadi di tanah air sepanjang 2015. Misalnya, konflik lembaga Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dengan Polri, konflik pimpinan sejumlah partai politik, konflik antar golongan umat beragama, hingga pertunjukkan lembaga perwakilan rakyat lewat kasus #PapaMintaSaham.

Persoalan korupsi, juga masih marak terjadi. Catatan Parmusi lainnya yakni melemahnya rupiah hingga hampir menyentuh angka Rp14 ribu per dollar, serta indikasi degradasi moral lewat maraknya aksi penebaran kebencian antar golongan.

Menurut Parmusi, kondisi tersebut disebabkan karena lunturnya nilai-nilai pancasila. Seluruh elite bangsa maupun pengelola pemerintahan, menurut Parmusi, harus kembali memegang teguh nilai-nilai Pancasila, khususnya sila “Ketuhanan yang Maha Esa”.

“Kalau tidak, bangsa ini akan sulit keluar dari berbagai persoalan yang rumit,” kata Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/12).

Parmusi, kata Usamah, juga sudah menyampaikan hal serupa pada presiden. Parmusi mengingatkan Presiden Jokowi agar implementasi sila pertama harus sungguh-sungguh ditempatkan dalam mengelola negara.

“Negara tak bisa dilepaskan dari agama. Begitu juga agama tidak bisa dipisahkan dari negara,” ungkap Usamah.

Menurut Parmusi, 2016 bisa jadi momentum Indonesia menjadi lebih baik. Asalkan, para elite negeri mau menjadi pelopor sekaligus teladan dengan mengedepankan nilai religiusitas dalam mengelola negara dan pemerintahan. [MSR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *