Muhammad Al Fatih, Sultan Muda Utsmani Penakluk Konstantinopel

 Muhammad Al Fatih, Sultan Muda Utsmani Penakluk Konstantinopel

Lukisan yang menggambarkan wajah Sultan Muhammad Al Fatih (Mehmed II) (kanan)

Adapun Sultan Muhammad Al Fatih melakukannya dengan cara yang lebih cerdik lagi, ia menggandeng 70 kapalnya melintasi Galata ke muara setelah meminyaki batang-batang kayu. Hal itu dilakukan dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai satu malam.

Di pagi hari, Bizantium kaget bukan kepalang, mereka sama sekali tidak mengira Sultan Muhammad dan pasukannya menyeberangkan kapal-kapal mereka lewat jalur darat.

70 kapal laut diseberangkan lewat jalur darat yang masih ditumbuhi pohon-pohon besar, menebangi pohon-pohonnya dan menyeberangkan kapal-kapal dalam waktu satu malam adalah suatu kemustahilan menurut mereka, akan tetapi itulah yang terjadi.

Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian.

Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin.

Pada 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel.

Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad Al Fatih, penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad Al Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah.

Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid.

Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lalu akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

17 − 4 =