Menggagas Sistem Pendidikan Islam

 Menggagas Sistem Pendidikan Islam

Ilustrasi: Mahasiswi Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Sejarawan Tim Wallace-Murphy dalam bukunya What Islam Did For Us secara objektif mengulas kontribusi Islam terhadap bangkitnya intelektualitas dan peradaban Barat di era Renaissance. Ya di abad pertengahan khilafah Islam pernah menjadi mercusuar pendidikan. Khilafah Islam mencapai peradaban tertinggi dalam sains, teknologi, dan tsaqafah.

Ibnu Haitsam (Barat menyebutnya Alhazen) penemu asas kamera dan membuat manuskrip al Manadhir yang menjadi dasar ilmu optik. Al Farabi dalam bukunya ‘Uyunul Masa’il telah menemukan relativitas sebelum Einstein. Abbas bin Farnas menemukan mesin terbang 1000 tahun sebelum Wright bersaudara.

Ibnu Nafis dalam bukunya Syarh Tasyrih al Qanun menjelaskan peredaran darah 1000 tahun sebelum William Harvey. Ibnu Sina (Barat menyebutnya Avicenna) dikenal sebagai penemu dasar kedokteran. Bukunya The Canon of Medicine menjadi referensi kedokteran selama berabad-abad. Al Jahiz terkenal sebagai ahli biologi menulis buku Ritab Al Haywan yang menjelaskan tentang kuman, evolusi, adaptasi dan sebagainya.

Ar Razi (Barat menyebutnya Rhazes) pertama kali menjelaskan tentang demam, dan pelopor pembuatan alat-alat farmasi seperti tabung dan spatula. Jabir Ibn Hayyan (Barat menyebutnya Gebert) peletak dasar ilmu kimia. Al Kindi (Barat menyebutnya Al Kindus) ahli fisika dan matematika. Al Khawarizmi (Barat menyebutnya Al Gorisma) pakar matematika yang menemukan angka nol, algoritma, dan aljabar. Selain itu ahli ilmu bumi yang menyatakan bahwa bumi bentuknya bulat jauh sebelum diungkap Galileo Galilei, dan lain sebagainya.

Dalam tsaqafah Islam juga berkembang pesat dan muncul para ahli di bidangnya. Para ‘alim ulama berusaha untuk menjelaskan, mendetailkan dan memetakan isi kandungan Al Quran dan Hadist. Sehingga muncul berbagai cabang ilmu seperti ilmu tafsir, ilmu hadist, ilmu qiraat, ilmu fiqih, ilmu kalam dan lain sebaginya.

Ahli tafsir misalnya Abu Ja’far Muhammad bi Jariri At Thobary, Ibnu Katsir, Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al Qurtuby. Ahli ilmu Qiraat misalnya Abu Umar al Dani, Abu muhammad al Syatibi, Abu Abdullah al Sarbini al Kharraz. Ahli ilmu hadis misalnya Imam Malik bin Anas, Abu Dawud Sulaiman, Imam Abu ‘Isa Tirmidzi, Imam al Nasai.

Ahli ilmu fiqih misalnya Imam Syafi’i, Abu Hanifah, Malik bin Anas al Asbahi, Imam Ahmad bin Hambal. Ahli ilmu kalam misalnya al Ghazali, Imam al Haramain, al Syahrastani, dan lain sebagainya. Karya dan jasa mereka sampai sekarang masih menjadi rujukan kaum muslim.

Pendidikan di era itu didukung fasilitas lengkap yang disediakan oleh negara secara gratis. Madrasah An Nuriah di Damaskus menyediakan asrama siswa, perumahan guru, tempat peristirahatan para pelayan, dan ruang ceramah dan diskusi.

Di Madrasah Muntashiriah di kota Baghdad terdapat perpustakaan, rumah sakit dan pemandian. Kehidupan makan, minum dan pakaian sehari-hari di madrasah dijamin oleh negara. Bahkan setiap siswa menerima beasiswa setiap bulannya sebesar satu dinar emas (setara dengan 2,5 juta rupiah).

Fasilitas perpustakaan pun begitu unggul. Universitas Cordoba memiliki koleksi setengah juta buku. Di Kairo perpustakaan khilafah terdapat koleksi dua juta buku dengan beberapa ratus pelayan. Para guru juga sangat dihormati dan dihargai jasanya oleh negara. Masa khalifah Umar bin Khattab gaji guru sebesar 15 dinar (setara 38,25 juta rupiah).

Kitab Madza Qaddama al Muslimuna li al ‘Alam menjelaskan gaji yang diterima oleh guru pada masa Shalahuddin al Ayyubi di madrasah Suyufiyah dan Shalahiyah berkisar 11 dinar (setara 28 juta rupiah) sampai 40 dinar (setara 102 juta rupiah) per bulan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *