Mengenal Ayat Al-Muhkam dan al-Mutasyabih dalam Al-Qur’an
Ilustrasi: Surat Al-Fatuhah.
Sedangkan ayat al-mutasyabih adalah apabila seorang pendengar masih merasakan adanya kesamaran maknanya, dan memiliki beberapa makna yang masih memungkinkan untuk ditarjiih (dipilih) salah satu maknanya.
Ustaz Husain Abdullah mengatakan, al-Mutasyabih bukanlah ayat yang tidak bisa dipahami maknanya. Sebab, di dalam Al-Qur’an tak satupun ayat yang tidak memiliki makna, atau tidak bisa dipahami maknanya.
Artinya, apa yang ada di dalam Al-Qur’an seluruhnya memiliki makna dan memungkinkan untuk dipahami oleh manusia. Maha Suci Allah dari, menyeru manusia dengan apa-apa yang sulit bagi mereka untuk memahaminya.
Allah SWT berfirman:
هٰذَا بَيَانٌ لِّلنَّاسِ وَهُدًى وَّمَوْعِظَةٌ لِّلْمُتَّقِيْنَ
Inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, petunjuk, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali ‘Imran: 138)
Para ulama memberikan contoh ayat-ayat muhkam dalam Al-Qur’an dengan ayat-ayat nasikh, tentang halal, haram, hudud, kewajiban, janji dan ancaman.
Sementara untuk ayat-ayat mutasyabih mereka mencontohkan dengan ayat-ayat mansukh, dan asma’ Allah dan sifat-sifat-Nya, antara lain:
اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى
Ar-Rahman itu bersemayam di atas Arsy. (QS. Thaha: 5)
