Ketua Aila Indonesia Beri Semangat Santri Nuu Waar
Bekasi, Mediaislam.id–Ketua Aliansi Cinta Keluarga (Aila) Indonesia, Rita Soebagyo, S.Pt., M.Si mengatakan saat ini sebagian besar generasi muda di Indonesia berstatus generasi sandwich. Munculnya generasi sandwich karena kondisi kemiskinan keluarga.
“Sandwich generation Isu yang dihadapi generasi milienial. Membiayai dirinya, orangtuanya dan adik-adiknya. Berlapis-lapis, seperti sandwich,” ujar Rita saat menjadi pemateri pada Study Motivation Training (SMT) 2024 di Pondok Pesantren Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (15/7/2024).
Kepada ratusan santri Nuu Waar peserta SMT, Rita menyampaikan pesan. Bahwa label sebagai generasi sandwich jangan dijadikan beban.
“Menjadi generasi sandwich itu beban atau berkah? Bahwa menjadi generasi sandwich baik untuk kita karena di dalamnya ada keberkahan,” ungkap Rita.
Rita mengajak agar mereka yang berstatus generasi sandwich tidak berkecil hati. Melalui pendidikan, derajat hidup manusia bisa meningkat. Dengan pendidikan, potensi peserta didik akan terus berkembang.
Para santri yang saat ini tengah belajar di Pondok Pesantren Nuu Waar juga dalam upaya memperbaiki derajat sebagai manusia bermartabat.
Pada kesempatan ini, Rita berkesempatan berdialog dengan santri bernama Amrullah (10 tahun). Santri asal Kaimana, Papua Barat ini sejak usia 8 tahun sudah belajar di Ponpes Nuu Waar.
Dikatakan Rita, meski usianya masih sangat belia, Amrullah rela berpisah dengan keluarganya belajar di tanah Jawa. Tak hanya Amrullah, santri lain pun meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu. Bahkan bertahun tahun menahan rindu kepada keluarga.
“Kita tahu usaha anak-anak sekalian hingga ke sini usaha sadar akan pentingnya pendidikan. Ada yang dipaksa gak? Kita semua sadar bahwa pendidikan dapat mengubah perilaku baik individu maupun kelompok,” ungkap Rita.
Contoh kata Rita, santri yang tadinya tidak bisa shalat, diajarkan di pesantren belajar shalat.
Menurut Rita, tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
“Tujuannya agar kalian menjadi beriman dan bertakwa. Selain beriman kepada Allah, kalian juga memiliki akhlak mulia,” kata Rita.
Rita melanjutkan, merantau jauh dari keluarga merupakan pengalaman berharga yang tidak bisa didapat semua orang. Untuk itu Rita mendorong santri Nuu Waar dapat meluaskan jangkauan jelajah untuk menuntut ilmu.
“Papua ke Bekasi itu kecil. Tapi kamu juga punya kesempatan menjelajah dunia. Bisa ke Amerika, Rusia, China, Turki ada pergi kuliah ke Mekkah, ke Mesir,” ujar Rita memberikan semangat.
Kata Rita, jauh dari keluarga jangan menjadi penghalang untuk berprestasi. Rasa rindu, rasa sedih, kesepian jauh dari keluarga tentu hal manusiawi.
“Sedih, kecewa, nangis itu diperbolehkan dalam Islam. Apalagi nangis di hadapan Allah. Harus tetap semangat,” kata Rita.*