Jangan Ikuti Millah Yahudi dan Nasrani

 Jangan Ikuti Millah Yahudi dan Nasrani

Ilustrasi: Yahudi-Nasrani

Ibnu Athiyyah di dalam tafsirnya menerangkan bahwa lafazh “Millah” maknanya adalah thariqah atau metode. Lafazh millah dikhususkan untuk syariat dan din, serta jalan yang telah sering ditapaki.
Diriwayatkan bahwa sebab turunnya ayat ini adalah bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani meminta Rasulullah Saw membuat perjanjian dan mereka menjanjikan kepada Rasulullah Saw akan mengikuti Beliau Saw setelah periode tertentu sebagai tipu daya mereka. Allah SWT memberitahu Rasulullah Saw bahwa memberikan perjanjian dengan mereka tidaklah bermanfaat. Dan Allah membukakan rahasia tipudaya mereka.
Dan firman Allah SWT: “Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”, artinya, hai Muhammad, tidaklah engkau berhak atas petunjuk-Nya yang akan Dia letakkan di hati siapa saja yang Dia kehendaki.  Itulah pentunjuk yang hakiki, bukan yang mereka klaim.
Az-Zamakhsyari dalam tafsirnya “Al Kassyaaf” menerangkan bahwa firman Allah: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al Baqarah 120).
Seolah-olah mereka berkata: Kami tidak akan ridha kepadamu walaupun engkau telah berbuat maksimal untuk mendapatkan keridhaan kami, sampai engkau mengikuti millah kami.
Allah SWT mengajarkan cara menjawab ucapan mereka, yakni bahwa petunjuk Allah yang  tidak lain adalah Islam itulah petunjuk yang haq dan yang sahih, dan merupakan petunjuk secara keseluruhan dan tidak ada lagi petunjuk sesudahnya, dan apa yang mereka ajak untuk mengikutinya bukanlah petunjuk, tapi sekadar hawa nafsu. Allah menegaskan bahwa ucapan-ucapan mereka yang merupakan hawa nafsu semata.
Kesimpulan
Orang-orang Yahudi dan Nasrani dengan berbagai millah yang mereka buat, baik yang sifatnya ajaran-ajaran “spiritual” seperti berbagai sekte keagamaan dan kepercayaan yang mereka ciptakan, maupun ajaran-ajaran ideologis yang mereka ciptakan dan tumbuhkan seperti ideologi kapitalisme, sosialisme, komunisme, sekularisme, pluralisme, liberalisme,  dan isme-isme lainnya hakikatnya adalah melakukan pemujaan kepada hawa nafsu mereka sendiri. Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang betul-betul membaca kitab mereka dengan benar dan ikhlas, pasti akan membenarkan Al-Qur’an dan Muhammad Rasulullah Saw. Ini diterangkan Allah SWT dalam firman-Nya:
Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al Baqarah 121).
Bila Yahudi dan Nasrani yang lurus saja masuk Islam, bagaimana bisa orang-orang Islam yang berakal mengikuti millah mereka? Wal’iyaadzubillahi! [MAK/SR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × two =