Hadiri Diskusi IBF 2022, Wapres: Islam Junjung Tinggi Nilai-Nilai Kemanusiaan
“Untuk menjaga atau merawat kondisi tersebut, kita perlu memperkuat pemahaman agama secara moderat (wasathiyyah), sesuai dengan maqâshid al-syarî’ah (tujuan syariah),” tegas Wapres.
Oleh sebab itu, Wapres mengharapkan agar penyelenggaraan Islamic Book Fair tahun 2022 ini dapat menyajikan pandangan-pandangan para ulama yang berpikiran moderat.
“Dan juga memberikan warna kehidupan masyarakat Indonesia dan menggambarkan peradaban Islam dan kemanusiaan, khususnya di Indonesia secara jelas dan terang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Anggota Eksekutif Majelis Hukama Al-Muslimin TGH Muhammad Zainul Majdi menyampaikan bahwa diskusi panel kali ini salah satunya bertujuan untuk menjawab tantangan Islamofobia.
“Melawan Islamofobia tidak cukup hanya dengan narasi dan kata-kata tetapi dengan contoh yang nyata dari sejarah bagaimana peradaban Islam mampu memanusiakan umat manusia,” tegasnya.
Selain itu, salah satu tokoh pendiri Majelis Hukama Al-Muslimin Quraish Shihab dalam sambutannya menjelaskan mengenai hakikat peradaban Islam. Menurutnya, siapapun dan dari agama manapun seorang manusia apabila dia berhasil menciptakan suatu karya yang memberi manfaat untuk manusia baik jasmani dan rohani, maka hasil karyanya itu adalah bagian dari peradaban Islam.
“Karena peradaban Islam menekankan pada sisi manusia, maka dia sangat terbuka. Siapapun yang mencetuskan (karya) baik muslim maupun tidak muslim, selama itu hikmah, selama itu bermanfaat, maka itu adalah peradaban Islam,” terangnya.
Hadir dalam acara ini Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin dan Sekretaris Jenderal Majma’ Al-Buhuts Al-Islamiyah (Lembaga Riset Universitas Al-Azhar Mesir) Nazhir Ayyad. [SR]
