Empat Kali Makam Nabi Saw Hendak Dibongkar, Semuanya Gagal!
Bagian luar Makam Nabi Muhammad Saw di Masjid Nabawi, Madinah.
Tiba di Madinah, orang-orang tersebut menyewa rumah yang sangat berdekatan dengan kuburan Nabi Muhammad. Mereka mulai menggali tanah rumah yang mereka sewa sedikit demi sedikit, dengan tujuan agar galian itu nanti sampai ke dalam makam Rasulullah Saw.
Ketika mereka melakukan usaha itu, tiba-tiba muncul cahaya di kegelapan malam. Cahaya datang dari makam Rasulullah kemudian terdengar pula jeritan suara yang mengatakan, “Hai kaum muslimin! Ada orang yang membongkar kuburan Nabi kalian…”
Mendengar jeritan itu, secara beramai-ramai kaum muslimin memeriksa kuburan Nabi. Akhirnya, mereka menemukan orang yang sedang menggali kuburan Nabi Muhammad Saw itu, lalu menangkapnya dan menghukumnya dengan hukuman mati.
Allah tidak membiarkan Nabi-Nya diganggu oleh tangan-tangan jahat.
Percobaan Ketiga
Kejadian ini terjadi pada masa Khalifah al-Malik al-Adil Nuruddin Zanki (wafat 569 Hijriah/1174 Masehi). Peristiwanya diawali dari datangnya dua orang Kristen yang menyamar ke Madinah pada 551 Hijriah/1545 Masehi. Kedua orang itu datang dari Eropa, sekarang Maroko. Mereka berdua pura-pura menjadi orang Islam, dengan pakaian, tingkah laku, dan sebagainya yang menyerupai umat Islam. Untuk mengelabui dan agar tidak dicurigai. Mereka setiap hari tinggal di samping makam Rasul, i’tikaf di Raudhah, puasa setiap hari, menziarahi makam Rasulullah, dan setiap pagi ziarah ke Pemakaman Baqi.
Sultan Nuruddin Zanki sangat terkenal kesalehan dan kewara’annya. Pada suatu malam, setelah shalat tahajud, ia bermimpi, Rasulullah meminta pertolongan kepadanya untuk memberikan perlindungan dari dua orang yang berbuat jahat kepada Rasulullah Saw.
Pada awalnya, ia meragukan mimpi itu. Tetapi, ia mencoba lagi shalat tahajud. Ketika ia tidur, mimpi yang sama muncul lagi. Rasulullah menjerit lagi, meminta pertolongannya lagi. Sultan Nuruddin Zanki masih ragu. la shalat melihat tahajud lagi, dan ketika tidur, ia mimpi lagi, dan mendengar hal yang sama. Sultan menjadi curiga.
Hal itu kemudian dikisahkannya kepada seorang menterinya bernama Jamaluddin al-Mausili. Disepakati agar sultan didampingi beberapa orang, berangkat ke Madinah al-Munawwarah. Sultan dalam mimpinya melihat jelas wajah dua orang yang berbuat jahat terhadap Nabi.
Setelah tiba di Madinah, sultan mengumpulkan semua penduduk Madinah. Raja akan bertemu dengan semua rakyat dan akan memberikan hadiah kepada mereka. Sampai acara selesai, ternyata sultan belum melihat dua wajah yang ia lihat dalam mimpinya. Sultan minta kepada penguasa Madinah untuk mengecek siapa yang belum hadir dalam undangan sultan itu. Ternyata ada dua orang asal keturunan Maroko yang tidak mau hadir, dengan alasan mereka tidak perlu menerima hadiah sultan, karena harta mereka banyak.
