Duhai Lajang Inilah Cara Meyakinan Calon Mertua
CIVILITA.COM – Tak sedikit lajang yang maju mundur untuk menggenapkan separoh agamanya dengan menikah. Salah satu alasannya, karena khawatir ditolak oleh orang tua maupun calon mertua. Padahal sebenarnya dari sisi persiapan atau bahkan usia sudah cukup matang untuk menikah. Nah, berikut ini ada beberapa tips agar orang tua dan calon mertua (camer) yakin bahwa kita siap nikah.
Pertama, orang tua tidak yakin kepada kita karena kita tidak pernah meyakinkan kepada mereka, utamanya soal kemampuan menafkahi, kemampuan memimpin, dan sejenisnya. Ortu tidak yakin kepada kita karena memang dianggapnya kita belum mampu menikah, karena masih kuliah, atau belum bekerja, maka seriuslah kuliah, carilah ma’isah selama kuliah, dan yakinkan kepada orang tua bahwa kita bisa survive disitu.
Kedua, sesekali pulanglah ke rumah membawa oleh-oleh, sampaikan bahwa oleh-oleh itu hasil dari kerja atau bisnis. Lalu, tanyakan ke keluarga apa dirumah ada “masalah”, kalau ada maka berilah urun rembug, karena dengan kita memberi urun rembug, itu salah satu indikasi kita dianggap dewasa oleh mereka.
Ketiga, ada hal yang mungkin ini sepele tapi kadang penting untuk meyakinkan orangtua bahwa kita sudah “dewasa” dan “mampu”, yakni cobalah pas pulang ke rumah ikut membenarkan genteng bocor, atau membantu bapak membenarkan rumah, karena ketika pas nanti kita jadi suami, hal itu harus bisa kita lakukan sendiri, jadi tidak usah memanggil pak tukang, dikit-dikit pak tukang, dikit-dikit pak tukang. Tentu bagi Anda yang perempuan bisa dengan membantu memasak, meringankan cucian orang tua, dan sejenisnya. Apalagi jika ternyata kita mahir dalam memasak, menggendong bayi, itu sudah nilai plus tersendiri dalam benak ibu kita bahwa kita sudah “dewasa”.
Kepada calon mertua
Tips diatas untuk orang tua kita sendiri, bagaimana dengan calon mertua kita? Sebenarnya hampir sama dengan meyakinkan orang tua sendiri, cuma harus jelas dulu proses kita dengan si dia sudah seperti apa. Kalau prosesnya baru ta’aruf maka porsi tugas meyakinkan mertua, ada di pihak calon istri, atau calon suami.
Tapi kalau ternyata prosesnya sudah khitbah, maka bisa dan boleh kita meyakinkan mertua, meskipun anaknya juga tidak boleh meninggalkan proses meyakinkan orang tuanya sendiri. Saya bilang “hampir sama” bukan berarti tips yang tadi harus dilakukan semua. Kayaknya tidak mungkin kita datang ke rumah calon mertua, membenarkan genteng, kecuali kita memang tukang.
Biasanya calon mertua merasa yakin dengan kita, pada umumnya dilihat dari pekerjaan atau penghasilan, apalagi kalo ternyata antum masih kuliah. Jadi, memang kita harus punya ma’isah sebelum ber-aisyah.
Sementara untuk yang anda yang wanita, proses meyakinkan calon mertua, jika pas kebetulan anda sedang berkunjung ke rumahnya-pastikan bahwa tidak ada lelaki non mahram hadir disitu-, maka anda bisa membantu ibunya memasak, ngobrol dengan saudari-saudarinya yang perempuan. Kita menunjukkan sikap seperti itu bukan semata menarik simpatik, sebab kalau hanya sekedar menarik simpatik, ketika nyata anda menjadi anak menantunya, mereka bisa jadi kecewa jika kemarin-kemarin membantu itu ada pamrihnya, karena setelah menikah ternyata tidak pernah membantu mertua.
Insya Allah dengan beberapa tips di atas jika dilakukan dengan ikhlas semata mengharap ridha Allah, maka jika kita berjodoh dengannya tak perlu kekuatan ekstra untuk meyakinkan hal-hal lain kepada keluarga mertua. Dan yang lebih penting, itu bisa jadi langkah pembuka untuk bisa mudah berdakwah di keluarga mertua kita. Semoga. [lukyrouf]