Dua Tahun Badai Al-Aqsa: Keteguhan Rakyat Palestina dan Ketangguhan Melawan Penjajah Israel

Anggota Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Gaza (Mediaislam.id) – Pada Selasa 7 Oktober 2025, menandai dua tahun peringatan Pertempuran Badai Al-Aqsa, peristiwa bersejarah yang dikenang sebagai simbol keberanian dan keteguhan rakyat Palestina dalam menentang penjajahan Israel. Pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober 2023 itu menjadi titik balik besar dalam perjuangan kemerdekaan Palestina, sekaligus membuka babak baru dalam lanskap politik dan militer kawasan.
Melalui kanal resminya di Telegram, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan bahwa dua tahun setelah “hari penyeberangan yang mulia” itu, pertempuran masih berlanjut, dan dampaknya masih terasa kuat di tingkat politik maupun militer, baik di kawasan maupun dunia internasional.
“Dua tahun telah berlalu, namun musuh masih bersikeras melanjutkan perang brutalnya terhadap rakyat Palestina yang teguh, melakukan pembantaian terhadap warga sipil tak berdaya, di tengah kebisuan dan keterlibatan internasional yang memalukan, serta kegagalan dunia Arab yang belum pernah terjadi sebelumnya,” tulis Hamas dalam pernyataannya.
Selama dua tahun terakhir, Jalur Gaza dan seluruh wilayah Palestina menjadi saksi penderitaan luar biasa akibat agresi tanpa henti. Ribuan warga, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban pembunuhan sistematis, sementara jutaan lainnya hidup dalam pengungsian, kelaparan, dan kehancuran total.
Hamas menegaskan bahwa meski dua tahun ini dipenuhi penderitaan dan ketidakadilan, mata perlawanan tetap tertuju pada kebebasan Yerusalem, Masjid Al-Aqsa, dan seluruh tanah Palestina.
“Dua tahun keteguhan rakyat yang bersatu di sekitar perlawanan. Dua tahun kepahlawanan bangsa dalam menghadapi penjajah asing dan kezaliman di tanah airnya sendiri,” lanjut pernyataan itu.
Gerakan tersebut juga menegaskan bahwa rakyat Palestina berakar kuat di tanah mereka dan berpegang teguh pada hak-hak sah mereka, meski menghadapi rencana pengusiran paksa dan upaya sistematis untuk menghapus identitas nasional mereka.
Selama dua tahun ini, ribuan pejuang dan pemimpin perlawanan telah gugur sebagai martir, termasuk tokoh-tokoh besar seperti Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar, Saleh al-Arouri, dan Muhammad al-Deif. Mereka dikenang sebagai pemimpin yang mengorbankan hidupnya di jalan kebebasan dan martabat bangsa.
“Dua tahun keteguhan dan ketangguhan legendaris bagi perlawanan Palestina dalam menghadapi pendudukan kolonial paling brutal yang pernah dikenal umat manusia,” tulis Hamas.
Meskipun mengalami kehancuran besar, semangat perjuangan rakyat Palestina tidak pernah padam. Hamas menegaskan bahwa selama dua tahun terakhir, “panji-panji rakyat tidak pernah jatuh, benteng-benteng tak pernah ditembus, dan posisi mereka tidak pernah direbut.”
Gerakan itu menutup pernyataannya dengan pesan mendalam:
“Selama dua tahun, rakyat kami memegang teguh prinsip-prinsip nasional dan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, bebas dari proyek perwalian yang tidak sah. Kami membawa Gaza, seluruh Palestina, dengan rakyatnya yang hebat, rasa sakit, penindasan, penderitaan, dan harapan mereka, menuju Yerusalem Suci dan Masjid Al-Aqsa.”
Peringatan dua tahun Badai Al-Aqsa menjadi momen refleksi atas keteguhan luar biasa rakyat Palestina, yang terus bertahan di tengah blokade, kehancuran, dan pembunuhan massal yang dilakukan Israel. Dunia internasional kembali didesak untuk menghentikan genosida ini dan menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina yang telah membayar harga paling mahal demi kebebasan dan martabat kemanusiaan.
sumber: infopalestina