Dahsyatnya Shalat Malam bagi Kesehatan

 Dahsyatnya Shalat Malam bagi Kesehatan

CIVILITA.COM – Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda,“Setan mengikat tengkuk leher setiap orang dari kalian jika ia tidur, dengan tiga ikatan. Setan menepuk setiap ikatan dengan berkata (kepada orang yang bersangkutan), ‘Engkau masih punya malam panjang, karena itu, tidurlah.’. Jika orang tersebut bangun, lalu zikir kepada Allah, maka satu ikatan terlepas. Jika orang tersebut berwudhu, maka satu ikatan terlepas. Jika orang tersebut shalat, maka ikatan terakhir terlepas. Lalu, pada pagi harinya orang tersebut berada dalam kondisi fit dan berjiwa baik. Jika ia tidak melakukan itu semua (tidak zikir, wudhu, dan shalat), maka pada pagi hari, ia berjiwa buruk dan malas.” (Diriwayatkan Al Bukhari, Muslim, An Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Di hadits lain disebutkan Rasulullah Saw bersabda,“Hendaklah kalian mengerjakan qiyamullail, karena qiyamullail itu kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Sebab qiyamullail mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menghapus kesalahan-kesalahan, dan mengusir penyakit dari tubuh.” (Diriwayatkan At Tirmidzi dan Al Hakim)

Dalam kitab Alaikum bi qiyamil laili fainnahu min da’bish shalihin qablakum, Bassam Athiyah, MA mengungkapkan, ada dua masalah penting di kedua hadits di atas:

Pertama, selain meningkatkan hubungan seseorang dengan Allah Swt dan menghidupkan ruhiyah, qiyamullail memiliki manfaat lain. Yakni, orang yang melaksanakan qiyamullail akan merasa fit (rajin) dan berjiwa baik di pagi hari. Setelah itu, ketika ia melakukan suatu pekerjaan, ia menjalankannya dengan rajin dan berjiwa baik, karena itu, pekerjaannya sempurna. Sedangkan orang yang tidak qiyamullail, maka ia malas dan berjiwa buruk. Dalam melakukan suatu pekerjaan, bagaimana ia mampu menyelesaikannya dengan sempurna, sementara ia dalam keadaan seperti itu?

Bisa jadi, orang yang tidak percaya akan mengatakan, bahwa justru orang yang qiyamullail kelelahan dan tidak mampu bekerja di siang hari. Maka ingatlah, bahwasanya yang mengatakan hadits di atas ialah orang yang benar dan dibenarkan, tidak bicara berdasarkan hawa nafsu, dan itu wahyu yang diwahyukan kepada beliau.

Selain itu, Allah Swt yang menciptakan manusia tentunya lebih tahu tentang manusia dan apa saja yang baik bagi mereka.

Rasulullah Saw sedikit tidur. Kendati demikian, beliau fit (rajin), sehat, dan kuat. Bahkan Ali bin Abu Thalib ra berkata, “Jika perang berkecamuk dengan dahsyat, kami berlindung kepada Rasulullah Saw.”

Itu terjadi di saat paling kritis, yaitu saat perang. Jika kita baca kehidupan orang-orang besar, kita pasti mendapati kondisi seperti di atas (fit, sehat, dan kuat) terjadi pada mereka.

Menurut dokter, manusia cukup dengan sedikit tidur. Bahkan, jika banyak tidur justru membuat manusia malas. Ini terbukti secara ilmiah, empiris, dan terjadi dalam kehidupan nyata.

Kedua, qiyamullail itu mengusir penyakit dari tubuh. Ini termasuk tindakan preventif. Menurut penemuan para dokter, banyak tidur membuat hati menjadi berhenti (darah membeku).

Para dokter sepakat, tidak ada waktu yang pasti terkait berapa banyak waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tidur. Sebab, kebutuhan tidur antara satu orang dengan yang lain, berbeda. Yang penting, jika seseorang merasa lelah, ia harus tidur. Bisa jadi, dua atau empat jam sudah cukup. Setelah itu, bisa bangun dan melanjutkan kembali aktivitasnya. Kecuali jika sangat lelah setelah melakukan pekerjaan amat berat, atau karena sakit, maka harus tidur seperlunya, hingga kelelahan dan sakitnya hilang. [MSR]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *