AFKN: Hanya dengan Islam, Nuu Waar Tetap Bersama NKRI
CIVILITA.COM – Pemuda sekarang harus mampu menemukan inspirasi dari persitiwa kebangkitan pemuda pada masa lalu supaya dapat mengisi kemerdekaan Indonesia . Harapannya, umat
Islam yang mayoritas di Indonesia dapat berperan maksimal.
“Para santri Pesantren Nuu Waar diingatkan agar ketika mereka pulang ke Nuu Waar, mereka dapat membangkitkan dan berjuang di tengah masyarakat,” ungkap Presiden Al-Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Ustaz Fadzlan Garamatan usai tabligh akbar Kebangkitan Pemuda di pesantrennya, kawasan Setu, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (31/10).
Fadzlan berharap, anak-anak Nuu Waar akan percaya diri sebagai seorang Muslim sekaligus anak bangsa yang ketika kembali ke tanah kelahirannya mereka akan menjaga wilayahnya dengan tauhid dan Islam. “Hanya dengan Islam Nuu Waar akan tetap bersama NKRI,” tandasnya.
Tabligh akbar bertema “Kebangkitan Pemuda dan Islam Nuu Waar dalam Bingkai NKRI” yang diikuti ratusan santri yang semua berasal dari kawasan Nuu Waar (Papua) itu dihadiri oleh sejumlah pembicara, diantaranya pengurus pusat Al Irsyad Al Islamiyah Zeid Bachmid, mubaligh Ustaz Munzir Joko Prayogo, aktivis Forum Umat Islam (FUI) HM Mursalin dan Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath. Selain itu hadir pula mantan bupati Fakfak yang sekaligus Al Fatih Kaafah Nusantara (AFKN) Dr Wahidin Puarada.
Ustaz Fadzlan Garamatan kepada sejumlah wartawan mengatakan, dilaksanakannya kegiatan tabligh akbar yang mengangkat topik kebangkitan pemuda ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada para santri terkait dengan aktivitas pemuda pada masa lalu dalam membangkitkan masyarakat.
Yayasan AFKN hingga kini telah mendidik sekitar 8.000 putra-putri Nuu Waar (Papua). Jumlah santri yang belajar saat ini sebanyak 5700 anak. “Setiap tahun masuk 500 anak, yang kembali ke masyarakat sekitar 300 anak tiap tahun,” tambahnya.
Dengan mengangkat derajat pendidikan anak-anak Papua, Fadzlan optimis dapat membangun peradaban Islam di Papua. “Kami bercita-cita besar Indonesia akan punya Serambi Madinah dan akan ada di Nuu Waar. Ketika Indonesia tengah dan Barat masih tertidur, Nuu Waar sudah bangun, mengingatkan dengan suara azhan,” pungkasnya. [MSR]