Ulama Palestina: Al-Aqsha dalam Bahaya
Komplek Masjidil Aqsa
Al-Quds (Mediaislam.id) – Ulama Palestina yang juga menjadi Khatib Masjid Al-Aqsha, Syekh Ikrima Sabri, mengatakan bahwa kota Al-Quds dan masjidnya sedang melalui tahap yang sangat berbahaya dan sulit.
Menurutnya, “kebakaran” di Masjid Al-Aqsha belum berakhir, dan bentuknya tidak terbatas, karena “api” masih melahap Al-Aqsha, Al-Quds dan Al-Quds hingga saat ini.
Minggu besok menandai peringatan 53 tahun kebakaran Masjid Al-Aqsha, ketika ekstrimis Yahudi “Denis Rohan” membakar aula Al-Qibli di masjid Al-Aqsha. Kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah pada masjid, karena atap dan lengkungannya menopang kubah masjid rusak, ruang utama, mihrab dan dinding selatan rusak.
Syekh Sabri menjelaskan bahwa api sedang berkobar melalui serangan dan penjarahan properti warga Al-Quds, Yudaisasi dan perampasan tanah, pemenjaraan, deportasi, pajak besar dan apartheid.
Sekretaris Platform menekankan bahwa membela, melindungi dan mendukung Al-Quds dan Al-Aqsha adalah tugas setiap Muslim sampai masjid terbebas.
“Al-Aqsa tidak akan dibebaskan, dan hak-hak yang dirampas tidak akan dipulihkan kecuali dengan kerja dan jihad di jalan Allah.” tegas Syekh Sabri dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Sabtu (20/8/2022).
Dia menambahkan bahwa kenangan dan rasa sakit ini harus memperbarui tekad dan harapan bangsa kita, sebagai peringatan terhadap kelalaian, pembaruan tekad, dan obat untuk kelemahan dan kemunduran.
Syekh Sabri menjelaskan bahwa Israel secara arogan menggelar serangannya terhadap Al-Aqsa dan Al-Quds dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan meningkat, dan mengintensifkan penodaan pekarangannya oleh para pemukim.
Syekh Ikrima mengatakan bahwa Al-Aqsa menjadi sasaran serangkaian serangan jahat berulang yang bertujuan untuk menciptakan status quo baru dan fait accompli, serta melakukan Yudaisasi tempat dan situs suci dan membangun kuil yang dituduhkan.
Dia menambahkan bahwa Al-Aqsa menjadi target upaya untuk mengisolasinya dari warga asli Palestina dan mencegah umat Islam shalat di sana.
Sheikh Ikrima menyerukan untuk meningkatkan kesadaran bangsa akan pentingnya Al-Quds dan Al-Aqsha, menghidupkan kembali perjuangan di kalangan pemuda dan putra kita, mendukung ketabahan warga Yerusalem, berkontribusi pada proyek pendidikan, dan membangun kembali serta merenovasi masjid dengan jamaah.
Khatib Al-Aqsha mengungkapkan rasa sakitnya atas lima puluh tiga yang berlalu setelah kebakaran Al-Aqsha, dan itu menumpuk di hati nurani setiap Muslim, kecemasan, kesedihan, kemarahan dan kemarahan yang terus meningkat selama masjid tetap tawanan dan sedih, dan borgol membelenggunya dan meningkatkan perasaan penindasan, penghinaan dan penghinaan kaum Muslim.
Pada hari naas itu, api melahap bagian-bagian penting Masjid Al-Aqsha, yang terpenting adalah mimbar Salah Al-Din Al-Ayyubi, pembebas kedua Al-Aqsha dari Tentara Salib.
Mimbar tersebut memiliki simbolisme besar bagi umat Islam, karena itu adalah teman utama Proyek Pembebasan, yang dibangun oleh para insinyur dari Aleppo yang ditaklukkan oleh Salah al-Din al-Ayyubi.
sumber: infopalestina
