Kunjungi Masjid Al-Akbar Surabaya, Mahasiswa Asing: Ternyata Masjid Tidak Hanya Tempat Ibadah

 Kunjungi Masjid Al-Akbar Surabaya, Mahasiswa Asing: Ternyata Masjid Tidak Hanya Tempat Ibadah

Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya [foto: Surabaya Tourism]

Surabaya (Mediaislam.id) – Kunjungan 18 mahasiswa asing dari Filipina, Kanada, dan Jepang ke Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), mampu mengubah pandangan mereka selama ini tentang masjid sebagai tempat ibadah.

Penilaian itu disampaikan belasan mahasiswa asing yang menjadi peserta “Program Community & Technological Camp Nusantara” dari Kantor Hubungan Internasional ITS Surabaya itu saat diterima langsung oleh Ketua Badan Pelaksana Pengelola (BPP) MAS DR KHM Sudjak bersama Bendahara H Soedarto dan staf, pada Rabu (17/09/2025).

“Masjid Al-Akbar yang saya ketahui sekarang ini telah membuka penilaian saya tentang masjid. Selama ini, saya menilai masjid itu tempat ibadah, tapi Masjid Al-Akbar ternyata tidak hanya tempat ibadah,” kata Gabriel yang mahasiswa Universitas Filipina, dikutip dari ANTARA.

Gabriel mengaku Masjid Al-Akbar itu bukan hanya tempat ibadah, tapi tempat kegiatan sosial-kemasyarakatan yang lengkap. Masjid Al-Akbar juga tempat wisata/rekreasi, pendidikan, olahraga, bisnis/wirausaha, dan lainnya.

Pendapat yang sama juga disampaikan Oyin, mahasiswi dari Royal Roads University, Kanada.

“Masjid ini sangat memukau, karena banyak kajian untuk anak-anak muda dan juga banyak taman yang indah untuk keluarga. Ini pengalaman yang bagus, saya berharap bisa berkunjung ke sini lagi,” katanya.

Lain halnya dengan pandangan Taiki dari Saga University, Jepang. “Ini merupakan pengalaman yang bagus, saya melihat masjid ini memiliki arsitektur yang indah dan menyenangkan,” kata Taiki yang sempat beberapa kali memotret sudut-sudut masjid yang dikagumi.

Bahkan, saat sesi dialog yang dipandu staf untuk mahasiswa Internasional dari Kantor Hubungan Internasional ITS, Emharis Gigih Pratama, sejumlah mahasiswa asing tertarik bertanya terkait arsitektur, seperti 45 pintu dan kapasitas hingga 30.000-an orang.

“Pintu sejumlah 45 buah itu memiliki nilai filosofis, karena 45 pintu itu menandakan Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Soal kapasitas 30.000-an itu memang terjadi dalam momentum tertentu, seperti Shalat Idul Fitri dan acara nasional,” kata Sudjak.

Selain menceritakan sejarah MAS yang dibangun mulai 1995 dan diresmikan Presiden Abdurrahmann Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2000, Sudjak juga menyampaikan misi Masjid Al-Akbar menjadi masjid Rahmatan Lil Alamin yang bersifat Ramah Untuk Semuanya.