150 Ribu Ibu Hamil Hadapi Kondisi dan Risiko Berbahaya di Gaza

 150 Ribu Ibu Hamil Hadapi Kondisi dan Risiko Berbahaya di Gaza

Ilustrasi

Gaza (Mediaislam.id) – Badan Bantuan dan Pemberdayaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengkonfirmasi bahwa lebih dari 150.000 wanita hamil di Jalur Gaza menghadapi kondisi dan risiko kesehatan yang buruk, terutama dengan eksodus baru dari kota perbatasan Rafah, yang mencakup sekitar 1,4 juta warga Palestina.

“Tidak pantas ada anak di dunia harus menderita seperti ini sekarang. Kami membutuhkan gencatan kemanusiaan sekarang.” ungkap UNRWA dikutip dari Pusat Informasi Palestina, Rabu (15/5/2024).

UNRWA mengecam situasi kemanusiaan yang memburuk dan menggambarkannya sebagai tingkat keputusasaan yang baru terjadi di mata dunia dengan adanya pengungsian kembali warga Palestina dari kota Rafah menuju Khan Yunis, akibat agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober lalu.

Sebelumnya, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengonfirmasi bahwa 95% wanita hamil atau menyusui di Palestina menghadapi kekurangan pangan yang parah, sementara Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengonfirmasi bahwa 62 paket bantuan berupa bahan-bahan bersalin sedang menunggu untuk diizinkan masuk melalui perlintasan Rafah.

Kementerian Kesehatan Jalur Gaza sebelumnya telah memperingatkan akan runtuhnya sistem kesehatan akibat kurangnya bahan bakar di sektor medis yang beroperasi di Gaza.

Kementerian tersebut mengatakan, dalam sebuah pernyataan kemarin, Senin: “Kita hanya tinggal beberapa jam lagi mengalami runtuhnya sistem kesehatan di Jalur Gaza akibat kegagalan penyediaan bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan generator listrik di rumah sakit, ambulans, dan transportasi pegawai.”

Tentara penjajah Israel terus menyerbu dan menutup penyeberangan Rafah selama delapan hari berturut-turut, sejak mereka memulai invasi darat ke kota Rafah di selatan Jalur Gaza, dan tidak membawa bantuan apa pun dari perlintasan Kerem Shalom yang menghalangi datangnya bantuan kemanusiaan dan medis.

Hal ini bertepatan dengan berlanjutnya invasi darat Israel ke wilayah timur kota Rafah dan kendali penuh atas penyeberangan/perlintasan sipil Rafah, setelah semalam terjadi pemboman dengan kekerasan yang menargetkan sekitarnya dan wilayah timur kota yang dipenuhi pengungsi.

UNRWA menyatakan bahwa membatasi akses kemanusiaan adalah masalah hidup dan mati bagi penduduk Jalur Gaza, yang sudah menderita di tengah pemboman yang sedang berlangsung dan kerawanan pangan.

UNRWA mendesak pembukaan koridor aman bagi perjalanan bantuan dan pekerja kemanusiaan ke Gaza. [ ]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nine + twelve =