Ya Allah, Butakan Mata Wanita yang Menghasud Istriku

 Ya Allah, Butakan Mata Wanita yang Menghasud Istriku

Ilustrasi: Pasangan suami-istri. [pixabay.com]

ABU Muslim Al-Khaulani adalah seorang yang doanya terkabul. Nama aslinya ialah Abdullah bin Tsuwwab. Ulama zuhud ini adalah tokoh generasi tabi’in yang datang dari Yaman lalu tinggal di Syiria.

Ia masuk Islam pada saat Nabi masih hidup, dan baru datang ke Madinah pada zaman khalifah Abu Bakar. Ka’ab yang pertama kali melihatnya mengatakan, “Ia adalah orang bijaksana umat ini.” Ia pernah dilemparkan oleh sang pendusta Al-Aswad Al-Anasi ke dalam api, tetapi tidak terbakar. Orang yang terkenal doanya dikabulkan oleh Allah ini wafat di tanah Romawi sebagai pasukan. Semoga Allah merahmatinya. (Tarikh Al-Islam II/525)

Berkaitan dengan Abu Muslim, Bilal bin Ka’ab mengisahkan, “Suatu hari Azh-Zhabyu berpapasan dengan Abu Muslim yang tengah bercanda dengan anak-anak kecil. Bahkan ia menuruti keinginan mereka untuk berdoa kepada Allah, dan doanya pun langsung dikabulkan. (Hilyah Al-Auliya’ oleh Abu Na’im II/129-130)

Setiap kali pulang ke rumah dari masjid, Abu Muslim selalu membaca takbir, dan selalu dijawab yang sama oleh istrinya. Begitu pula jika tiba di depan pintu, ia pun membaca takbir dan dijawab yang
sama oleh istri-nya.

Pada suatu malam ketika berada di depan pintu rumahnya dan membaca takbir, ia merasa aneh karena tidak ada seorang pun yang menjawabnya. Termasuk juga oleh isterinya sendiri yang biasanya menyambutnya dengan mesra bahkan membantunya melepas kain sorban, melepas alas kakinya, dan menyediakan makanan. Ia pun langsung masuk ke rumah yang ternyata dalam keadaan gelap tanpa penerangan lampu. Ia melihat isterinya sedang duduk sambil memegang sebatang tongkat dan berwajah murung.

“Ada apa denganmu?”, tanya Abu Muslim.

“Kamu kan dekat dengan Mu’awiyah. Tetapi seorang pelayan pun kita tidak punya. Mintalah seorang pelayan kepadanya, pasti ia akan memberimu”, jawab isterinya.

Abu Muslim lalu berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang telah menghasud istriku, tolong butakan matanya.”

Sebelumnya memang ada seorang wanita datang menemui isteri Abu Muslim, dan berkata, “Suamimu itu punya hubungan dekat dengan Mu’awiyah. Kalau saja kamu mau membujuk suamimu agar meminta seorang pelayan kepada Mu’awiyah pati akan diberinya. Dan hidupmu agak terlalu ringan.”

Selesai Abu Muslim berdoa seperti itu, wanita yang menghasud tadi sedang duduk santai di rumahnya, namun mendadak matanya menjadi buta. Ia mengira sedang mati lampu. Belakangan ia sadar bahwa matanya buta.

Menyadari dosanya ia lalu menuju ke rumah Abu Muslim. Sambil menangis ia memohon kepada Abu Muslim agar didoakan matanya bisa melihat kembali. Karena merasa kasihan Abu Muslim lalu menuruti permohonannya, sehingga matanya bisa kembali seperti semula.” (Hilyah Al-Auliya’ oleh Abu Na’im II/129-130)

Kisah ini mengandung pelajaran bagi orang-orang yang suka menghasud dan ingin merusak hubungan harmonis suami istri. Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang menghasud seorang wanita atas suaminya, ia bukan termasuk golongan kami.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ahmad III/397, dan Al-Baihaqi VII/115). []

Sumber: Sa’ad Yusuf Abu Aziz. Kisah Akhir Hayat Orang-Orang Zalim (terjemahan). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *