Tiga Kesamaan Kartun dan Santri Ala Menteri Agama
CIVILITA.COM – Selama ini, santri identik dengan mengaji. Sementara kartun adalah karya seni. Menyandingkan santri dan kartun bagi sebagian orang mungkin terasa aneh dan memberi kesan tersendiri.
“Apa pertautan antara kartun dan santri?,” demikian pertanyaan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengawali sambutannya saat Launching Pameran Kartun Santri Nasional di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (24/11) malam.
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menggelar Pameran Kartun Santri Nusantara sebagai ajang kreativitas pada santri. Launching pameran ini dibuka oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin dan dihadiri oleh sejumlah kurator kartun nasional. Acara yang akan berlangsung dari 24 – 30 November 2015 ini merupakan rangkaian kegiatan Dirjen Pendis sejak bulan september yang lalu.
Menurut Menag, setidaknya ada tiga kesamaan antara kartun dan santri.
Pertama, kartun dan santri sama-sama memiliki ruh, memliki jiwa intelektual. Dikatakan Menag, baik kartun maupun santri selalu mengajak seseorang untuk berfikir. Santri senang melakukan pengkajian, penelaahan, aktivitas yang tidak bisa dilepaskan dari berpikir.
“Kartun selalu merupakan artikulasi apa yang ada dalam fikiran yang dituangkan dalam bentuk lukisan, visual, dan gambar,” terangnya.
Kedua, baik kartun ataupun santri selalu berupaya mengubah kehidupan sosial kemasyarakatan ke arah yang lebih baik, apalagi jika muatan pesannya berupa kritik-kritik sosial.
Ketiga, kartun dan santri, keduanya mengandung unsur homor, setidak-tidaknya suka dengan hal-hal yang humoris. Karya-karya kartun sangat kaya dengan nilai humor, santri juga kaya dengan humor. “Kalau gak suka humor, perlu dipertanyakan kesantriannya,” canda Menag.
Menag berharap kartun ke depan menjadi ajang para santri dalam menyampaikan gagasan tentang ke-Islaman dan ke-Indonesiaan sehingga terasa lebih ringan dan mudah diterima. Islam tidak selalu disampaikan dengan teori-teori yang berat, namun bisa juga dengan santai.
“Dunia kartun merupakan media yang strategis untuk menyampaikan kedamaian, toleransi kesejukan, sehingga kehidupan keberagamaan kita semakin baik,” kata Menag. [MSR/Kemenag]