Teladan Anak yang Berbakti

 Teladan Anak yang Berbakti

Ilustrasi

BAKTI seorang anak yang tidak ada pamrihnya dapat dilihat pada kisah Nabi Ismail alaihissalam. Bakti beliau terhadap Sayyidina lbrahim sangat besar dan tulus, seperti yang tertuang di dalam kitab suci Al-Qur’an:

“la (brahim) berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu? la (lsrmail) menjawab, Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah kamu akan mendapatkan aku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Syafaat 102).

Nabi Ismail Alaihissalam merelakan dirinya disembelih demi memperoleh keridhaan ayah dan Rabbnya, dan ternyata Allah SWT berkenan menebusnya dan menggantinya dengan seekor kambing yang besar.

Dalam suatu riwayat yang lain dikisahkan, ada seorang tua yang mempunyai tiga orang anak. Ketika ayahnya sakit keras, yang tertua berkata kepada kedua adiknya, “Ambillah semua warisan dari ayah untuk kalian berdua, dan saya cuma ingin tugas melayani ayah diberikan kepada saya.”

Setelah ayahnya wafat, dia bermimpi melihat sang ayah datang dan berkata, “Pergilah ke tempat anu, maka kau akan menemukan uang sedinar dan ambillah, niscaya engkau akan memperoleh berkah dengan uang itu.”

Si anak telah menemukan uang itu, namun tidak mengambilnya. Pada malam kedua kembali ayahnya mendatangi dan menyuruhnya mengambil uang itu, tapi dia tetap menolak untuk mengambil uang sedinar. Malam ketiga terjadi lagi peristiwa seperti pada malam sebelumnya.

Lalu setelah tiga malam dia didatangi sang ayah, akhirnya pada pagi ketiga, ia datangi tempat itu, mengambil uangnya, dan membeli seekor ikan yang besar. Di dalam ikan itu dia menemukan dua buah mutiara. Kemudian ia pergi menjualnya dengan harga enam puluh ribu dinar. Pada malam harinya setelah dia bersyukur ke hadapan-Nya, dia tertidur. Di dalam tidurnya dia melihat ada seseorang datang dan berkata: “Berkah itu kau peroleh karena baktimu terhadap ayahmu!”

Ibnu Samma’ rahimahullah berkisah, “Ada seorang laki-laki yang selalu menghadiri majlis saya. Tiba-tiba saya dengar dia meninggal dunia. Saya pergi menjenguknya, ternyata ia sedang diurus oleh seorang perempuan tua. Saya dengar perempuan itu berkata kepada si mayit, “Allah akan merahmati engkau, Nak. Engkau sangat berbakti dan menyayangi kami. Semoga Allah melimpahkan kesabaran kepada orang tuamu ini. Engkau seorang yang rajin shalat, suka shaum, dan semoga Allah tidak akan mengecewakan rahmat-Nya yang selalu engkau dambakan …”Lalu perempuan tua itu menoleh kepada saya seraya berkata, “Kalau ada seorang yang diabadikan demi seseorang, tentu Rasulullah Saw diabadikan demi umatnya!”

Pada suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kepada Sayyidina Umar bin Khattab ra. dan berkata, “Saya telah memberikan pelayanan dan kenikmatan yang banyak kepada ibuku, seperti halnya dia memberikan kenikmatan dan pelayanan kepadaku di waktu kecil. Lalu apakah saya sudah menuaikan bakti saya dengan baik?”

Dengan tegas Umar bin Khattab berkata: “Tidak!” Orang itu bertanya dengan keheranan: “Mengapa begitu?” Umar menjawab lagi, “la melimpahkan kenikmatan kepadamu dengan harapan agar engkau panjang umur, dan engkau memberikan kenikmatan kepadanya dengan harapan agar ia meninggal dunia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *