Tangis Ibu-Ibu di Gaza Lepas Anaknya Berobat ke LN Sendiri, “Seolah Jiwa Saya Direnggut dari Tubuh Saya”

“Saya tidak tahu bagaimana akan melewati periode selama Fayez menjalani pengobatan jauh dari saya. Hidup tidak berwarna, dan makanan pun menjadi hambar, dan saya menghitung hari menunggu putra saya kembali ke pelukan saya,” tutur dia dengan suara tercekat.

Israel melakukan serangan skala besar di Gaza sebagai balasan terhadap serangan yang dilakukan oleh militan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan sekitar 1.200 warga Israel tewas dan sekitar 250 orang lainnya disandera.

Serangan itu menyebabkan kerusakan yang meluas, menimbulkan ancaman signifikan bagi puluhan ribu warga sipil di Gaza, terutama anak-anak dan pasien.

Menurut pernyataan otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza, Senin (06/01), jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Gaza telah bertambah menjadi 45.854 orang, dengan jumlah korban luka-luka mencapai 109.139 orang.

Kepala kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza Ismail Thawabta mengatakan kepada Xinhua bahwa 35.060 anak di Gaza kini hidup tanpa orang tua atau salah satu dari mereka.

Ada lebih dari 28.000 orang sakit dan terluka, termasuk anak-anak, yang membutuhkan perawatan di luar negeri karena kekurangan obat-obatan di daerah kantong tersebut, menurut direktur jenderal rumah sakit di Jalur Gaza Mohammed Zaqout.

“Para pasien menghadapi risiko kematian yang nyata karena runtuhnya sektor kesehatan sebagai akibat dari penargetan langsung sejumlah rumah sakit dan pusat kesehatan oleh tentara Israel, yang menyebabkan kehancuran masif pada sebagian besar bangunan,” ungkap Zaqout memperingatkan. [ANTARA]