Syekh Ikrimah Sabri, Ulama dan Pejuang Palestina
Khatib Masjid Al-Aqsha Syekh Ikrimah Said Sabri.
Syekh Sabri, sosok ulama ini bukan hanya disegani karena kelimuan dan aktivitas dakwahnya. Dia juga seorang pejuang yang gigih mempertahankan Masjid Al-Aqsha. Berulang kali ia ditangkap tentara Zionis Israel.
Kediamannya berulang kali diserang tentara Israel. Bukan hanya ditangkap dan diinterogasi dinas intelijen Israel, Syekh Sabri pernah hendak dideportasi. Bahkan, ia juga pernah dilarang ke Masjid Al-Aqsha selama empat bulan.
Syekh Ikrimah Sabri pernah menjabat sebagai Mufti Agung Yerusalem dan Palestina dari Oktober 1994 hingga Juli 2006. Dia menjabat posisi tersebut setelah diangkat oleh Yasser Arafat, pemimpin Palestina kala itu.
Namun, Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas mencopot Syekh Sabri sebagai Mufti Agung Yerusalem dan Palestina pada Juli 2006.
Pencopotan itu diduga karena popularitasnya yang semakin meningkat dan ekspresi terbuka atas pandangan politik sepihak yang dinilai bermuatan “rasial.” Abbas kemudian menunjuk Muhammad Ahmad Hussein pada Juli 2006 sebagai penerus Syekh Sabri.
Gigih Mempertahankan Al-Aqsha
Usia boleh saja sudah tua, tetapi semangat Syekh Sabri selalu muda. Ia yang secara terus menerus mengingatkan umat Islam sedunia agar perhatian dan menjaga Masjid Al-Aqsha dari serbuan dan makar Zionis Israel.
Syekh Sabri selalu mengingatkan, persoalan Palestina erat kaitannya dengan akidah Islam. Saat orang menyebut Palestina, akan teringat Masjid Al-Aqsha.
“Saat menyebut Al-Aqsha, kita pun ingat Palestina. Al-Qur’an pun tidak pernah memisahkan hal-hal tersebut. Palestina itu satu dan tidak terbagi-bagi,” kata dia.
Menurut Syekh Sabri, ada hikmah mengapa perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dilakukan dari Mekkah dan harus mampir dahulu ke Al-Quds. Sebab, ini adalah sebuah mukjiat dan menyimpan hikmah bahwa dua wilayah ini saling terikat dan Al-Quds adalah gerbang dari bumi menuju langit.
