Syekh Ahmad Al Hudzaify Imami Shalat Maghib di Masjid Sunda Kelapa

 Syekh Ahmad Al Hudzaify Imami Shalat Maghib di Masjid Sunda Kelapa

Ilustrasi: Jemaah shalat Jumat Masjid Istiqlal Jakarta meminta swafoto bersama Syekh Ahmad bin Ali Al Hudzaify.

Jakarta (MediaIslam.id) – Jamaah Masjid Agung Sunda Kelapa (MSK) Menteng, Jakarta Pusat, pada Jumat petang (11/10), terlihat antusias dalam mengikuti ibadah Shalat Maghrib yang dipimpin oleh Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaify.

Syekh Ahmad mulai memasuki kawasan masjid sekitar pukul 17.50, sejumlah jamaah yang hadir terlihat mengabadikan momen kehadiran ulama internasional itu.

Shalat Maghrib berjamaah dimulai sekitar pukul 18.00. Adapun jamaah yang hadir berjumlah sekitar 200 orang, baik pria maupun wanita.

Dalam ibadahnya, Syekh Ahmad membacakan surat Al-Qiyamah usai membaca surat Al-Fatihah.

Usai mengimami shalat Magrib, Syekh Ahmad diminta untuk menyampaikan tausiah kepada jamaah.

Syekh Ahmad pun bercerita tentang sejarah dibangunnya Masjid Quba, masjid yang pertama dibangun oleh Rasulullah Saw. Menurutnya, masjid adalah bangunan yang pertama kali harus dibangun di suatu kota.

Sebab, sambung Syekh Ahmad, Masjid bukanlah sekadar rumah ibadah, melainkan pusat peradaban, pendidikan, dan syiar yang menjadi prioritas umat.

“Seperti masjid yang kita hadiri pada hari ini. Menjadi pusat perkumpulan masyarakat Muslim, pusat syiar dan belajar, serta pusat seorang hamba meningkatkan ketakwaannya. Semoga masjid ini selalu diberkahi Allah SWT, dan bisa menjadi manfaat bagi kita semua,” tutur Syekh Ahmad.

Jamaah MSK mengaku amat gembira atas kedatangan Imam Masjid Nabawi ini. Yoga (47), misalnya. Ia mengaku menjadi jamaah shalat dengan Imam Masjid Nabawi meru[akan pengalaman berharga, terlebih saat mendengarkan lantunan ayat Al-Qur’an yang dibacakan. “Bacaannya bagus ya,” ucap Yoga.

Yoga yang mengaku pernah mengunjungi Tanah Suci untuk beribadah mengaku rindu untuk kembali ke sana, usai mendengarkan lantunan Ayat Suci Al Quran dari Syekh Ahmad, yang biasanya dilantunkan di Madinah. “Kalau ada rezeki, bismillah semoga bisa kembali ke sana,” ujar dia. [ANTARA]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

5 × one =