Spirit Haji di Tanah Suci untuk Persatuan Negeri-Negeri Islam
ilustrasi: Wukuf di Arafah.
Rasulullah Saw mewanti-wanti umatnya agar tidak terikat dengan ikatan ashabiyah. Karena ashabiyah terbukti menjadikan umat yang seharusnya bersatu menjadi bercerai berai.
Nabi Saw bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ
“Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada ashabiyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena ashabiyah dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena ashabiyah.” [HR. Abu Dawud].
Selama pelaksanaan ibadah haji, seluruh jamaah merasakan bagaimana mereka merasa bersaudara. Perbedaan suku, bangsa, ras, warna kulit dan bahasa tidak menjadikan mereka merasa lebih tinggi daripada yang lain. Seharusnya ibadah haji juga menjadi momentum untuk menunjukkan kepedulian dan solidaritas kepada sesama Muslim bukan hanya ketika berada di tanah suci tetapi juga di seluruh negeri.
Sehingga penderitaan yang dialami oleh umat Islam di berbagai negeri, seperti Palestina, Myanmar, Xinjiang, Bangladesh dan lain sebagainya tidak dilihat sebagai masalah masing-masing negeri. Melainkan masalah kaum Muslimin secara utuh sebagai umat yang satu. Bukankah perumpamaan persaudaraan sesama Muslim itu seperti satu tubuh?
Rasulullah Saw bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رواه مسلم)
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim).
Dengan ikatan ukhuwah Islamiyah seharusnya penderitaan yang dialami oleh umat Islam di berbagai negeri terutama Palestina tidak akan berlangsung lama. Ikatan ukhuwah Islamiyah seharusnya menggerakkan para penguasa negeri-negeri Muslim untuk mengulurkan tangan guna membebaskan saudara mereka yang tertindas. Mengirimkan tentara untuk mengusir para penjajah dari tanah kaum Muslimin.
Mau sampai kapan penampakan persatuan umat Islam hanya terwujud dalam ibadah haji? Mau sampai kapan semangat persatuan umat hanya berakhir di Tanah Suci? Berapa kali lagi musim haji yang harus dilewati agar umat Islam sadar bahwa saat ini mereka sedang terpecah-pecah menjadi negara-negara kecil yang lemah. Padahal umat Islam merupakan umat yang besar.
Sudah saatnya umat kembali menjadikan ukhuwah Islam sebagai satu-satunya ikatan. Ikatan yang menyatukan secara nyata dalam satu kepemimpinan umum umat Islam seluruh dunia. Sayangnya itu tidak mungkin terjadi jika umat Islam masih meninggikan ego masing-masing kelompok, masih menyeru dan berbuat berdasarkan ikatan ashabiyah.
Selayaknya umat Islam menjadi seorang Muslim yang benar-benar berserah. Tunduk patuh terhadap semua ketetapan syariat. Bukankah itu juga yang terkandung dalam ibadah haji dan kurban?[]
Urip Abidin, Aktivis Muslim.
