Save the Children: Tiap 15 Menit Satu Anak Palestina Terbunuh di Gaza

Ilustrasi
Gaza (MediaIslam.id) – Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, pada 16 Oktober 2023, 2.750 warga Palestina telah terbunuh, dan lebih dari 9.000 orang terluka.
Lebih dari 1.000 anak dilaporkan telah kehilangan nyawanya menurut Defense for Children Palestine. Skala sebenarnya dari krisis ini sulit untuk ditentukan, dengan perkiraan jumlah korban yang lebih besar.
Organisasi global Save the Children pada Selasa menuntut “gencatan senjata segera,” di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza dan memperingatkan bahwa jumlah korban akan meningkat seiring dengan habisnya air.
Mereka berkata bahwa dalam hitungan, setiap 15 menit sekali, anak di Palestina tewas terbunuh.
“Lebih dari 1.000 anak dilaporkan tewas dalam 11 hari serangan udara di Gaza satu anak setiap 15 menit dan sepertiga dari total korban jiwa di Gaza adalah anak-anak,” kata badan amal yang berbasis di Inggris itu dalam pernyataannya, melansir Anadolu Agency, dilansir Kamis, 19 Oktober 2023.
Mengenai “situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan” di Gaza yang berada di bawah “kepungan total”, mereka mencatat peringatan pada hari Senin oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk warga Palestina di Timur Dekat tentang air bersih.
“Masyarakat terutama anak-anak akan segera meninggal karena dehidrasi,” kata UNRWA. “Air hampir habis dan waktu hampir habis untuk anak-anak Gaza,” lanjut Jason Lee, direktur kantor Save the Children’s Palestine.
“Tanpa berakhirnya pertempuran, tanpa gencatan senjata, ribuan nyawa anak-anak berada dalam bahaya.”
Mengenai laporan yang mengatakan bahwa pemerintah Israel melanjutkan pasokan air pada hari Minggu ke Gaza selatan, LSM tersebut mengatakan bahwa pompa air yang bergantung pada listrik tidak berfungsi selama empat hari tanpa listrik di Jalur Gaza.
“Pagi ini, di awal pekan. PBB memperingatkan bahwa semua rumah sakit di Gaza diyakini hanya memiliki sisa bahan bakar sekitar 48 jam untuk mengoperasikan generator cadangan, sehingga ribuan pasien, termasuk anak-anak, berada dalam risiko,” tambahnya. []