Sambut Muharram, Aceh Gelar Hijriah Carnival
CIVILITA.COM – Pemerintah Aceh bekerjasama dengan Pemko Banda Aceh, dan ‘Panitia Aceh Hijriah Carnival’ yang didukung Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Rabu (14/10) akan menggelar event carnival bersama di Banda Aceh, untuk memeriahkan peringatan 1 Muharram 1437 Hijriah.
“Panitia Aceh Hijriah Carnival tahun ini menggunakan formasi yang sedikit berbeda, dengan tidak menghilangkan format carnaval muharram yang dilakukan Pemerintah Aceh pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga ke depan diharapkan ada standarisasi carnival di Aceh dan tidak hanya dianggap perayaan tahunan, tetapi juga menjadi ajang kreativitas,” kata Konseptor Acara dan Show Director ‘Aceh Hijriah Carnival’, Sarjev, Senin (12/10) di Banda Aceh
Katanya, event ini mengangkat nilai-nilai histori Aceh pada masa abad ke-13 dan 16 dengan menampilkan Rapai Pasee, Parade Gajah, Laskar Malahayati, Tari Sufi, komunitas pakaian adat Aceh, serta element kreatif lainnya.
Sarjev menjelaskan, bergandengan dengan kegiatan Pawai Muharram yang digelar Pemerintah Aceh dan Wonderful Muharram yang digelar oleh Pemko Banda Aceh. Panitia ‘Aceh Hijriah Carnival’ akan memberikan penilaian untuk peserta umum (non pelajar) yang mengambil bagian dalam karnaval muharram tersebut, sebagai bentuk apresiasi dengan kategori juara 1,2,3 dan harapan 1,2,3.
Selain parade, kata Sarjev, acara tersebut juga akan dimeriahkan dengan Uroe Peukan (AHE), yang diisi dengan stand pameran benda-benda peninggalan sejarah Aceh, Manuskrip Aceh, Foto Sejarah Peradaban Aceh, Pameran dan demo Kuliner Aceh, serta beberapa stand lainnya, yang melibatkan pedagang tradisi seperti penjual obat keliling, penjual sirih, tembakau, parang, tikar, dan pedagang kue-kue Aceh.
Kegiatan ‘Aceh Hijriah Carnival’, akan berlangsung sesuai dengan rute yang telah ditetapkan oleh panitia bersama. Sedangkan Uroe Peukan, akan berlangsung di Taman Sari Banda Aceh. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan menggabungkan tiga kekuatan besar, yaitu Pemerintah Aceh, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan Panitia ‘Aceh Hijriah Carnival’, yang didukung Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Selain pameran, event “Aceh History’s Exhibitions” di Taman Sari nantinya juga akan dilakukan Lounching ‘Calender Hijriah Aceh’, serta penampilan tari sufi dan musik religi, seperti Rabbani Wahid, Shalawat Madadulhag Zawiyah Nurun Nabi, Tangke, Debus Rimueng Jagat, Krak, Nasyid Alif, William, Guava, Amoeba, Nasrul Komedian Aceh,” ujar Sarjev yang juga Ketua DPD Asosiasi Karnaval Indonesia Provinsi Aceh.
Sarjev menambahkan, kegiatan karnaval dan pameran ini digelar untuk menunjukkan ke dunia luar bahwa Aceh pernah memiliki masa keadijayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda, dimana Aceh pernah sejajar dengan 5 kekuatan Islam terbesar dunia, diantaranya Turki Ustmani, Isfahan Iran, Maghribi Fatimiyah, Moghul (Mughal) India, dan Atjeh Darussalam.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para generasi penerus Aceh, dapat mengetahui kebesaran islam dan kebudayaan di Aceh, serta mereka dapat merasa bangga dengan kegemilangan Aceh pada masa lampau, untuk menyongsong masa depan Aceh yang lebih gemilang,” ujarnya.
Sarjev juga berharap, Pemerintah Aceh dapat mengagendakan event ‘Aceh Hijriah Carnival’ dalam calendar event Aceh, dimana kegiatan ini dapat digelar setiap tahunnya dalam peringatan 1 Muharram dan menjadikan Banda Aceh, ikon kota madani internasional, sebagaimana yang dicita-citakan Walikota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal. (muis)