Rencana Patung Raksasa Soekarno di Bandung Barat Tuai Kritikan: Apa Manfaatnya?

 Rencana Patung Raksasa Soekarno di Bandung Barat Tuai Kritikan: Apa Manfaatnya?

Desain patung Sukarno yang akan dibangun di kawasan Perkebunan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB). [gambar: kompas.com]

Bandung (MediaIslam.id) – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, menyebut pembangunan kawasan Kota Mandiri yang di dalamnya terdapat patung raksasa Sukarno akan dimulai tahun depan.

Bupati Henky Kurniawan mengatakan anggaran yang digelontorkan untuk proyek itu diperkirakan mencapai Rp10 triliun lebih karena Kota Mandiri tersebut diproyeksikan sebagai pusat bisnis berkelas internasional dengan permukiman ramah lingkungan.

Akan tetapi sejumlah warganet dan pakar tata kota mengkritik rencana itu karena dianggap tidak ada urgensinya dan hanya buang-buang duit.

Di media sosial pembangunan patung Sukarno raksasa ini menuai polemik. Sejumlah warganet ada yang menyebut proyek tersebut tidak ada urgensinya.

Seperti yang ditulis mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di akun twitternya @lukmansaifuddin, “Sebagai pengagum Bung Karno dan dengan segala dan sebesar-besarnya takzim saya kepada beliau, saya mempertanyakan urgensi pembangunan patung beliau dengan biaya sebesar itu.”

Kemudian ada juga akun @RidhoBudiman16 yang berkata, “Serius tanya, apakah manfaat patung ini untuk rakyat dan masyarakat Bandung?”

Ada juga akun @Stevanliu yang mencuit, “Kita hormat dengan pendiri RI tetapi jangan semua dibangun patung, lebih baik uang segitu untuk program kesejahteraan atau pembangunan transportasi publik.”

Pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Denny Zulkaidi, juga mempertanyakan urgensi pembangunan patung raksasa Sukarno.

Menurut dia untuk menjadi Kota Mandiri maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah keberadaan lapangan pekerjaan agar menghidupkan kawasan tersebut. Setelah itu, baru membangun perumahan.

“Kalau patung makan biaya, apa manfaatnya? Untuk selfie aja? Saya tidak menganggap patung akan jadi daya tarik utama,” jelas Denny Zulkaidi kepada BBC News Indonesia, Jumat (18/08).

“Kalau patung itu salah satu daya tarik mungkin bisa dipertimbangkan. Tapi kalau satu-satunya apa ya orang mau datang? Paling lihat-lihat aja selesai, tidak akan lama menghabiskan waktu di sana.”

Sepengetahuannya lokasi bekas perkebunan teh tersebut tadinya bakal dibangun kampus ITB namun batal lantaran tak ada kesepakatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

four × three =