Ratusan Pelajar di Ponorogo Hamil di Luar Nikah, Waketum MUI: Karena Kita Hanya Sibuk Mikir Ekonomi dan Politik
Buya Dr. Anwar Abbas.
Jakarta (MediaIslam.id) – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Dr. Anwar Abbas menyoroti kasus ratusan anak yang masih berstatus pelajar di Ponorogo, Jawa Timur dikabarkan hamil di luar nikah oleh pasangannya.
“Dari hal tersebut, kita tahu bahwa kita telah gagal dalam mendidik anak-anak kita dengan akhlak dan budi pekerti yang baik,” kata Anwar Abbas kepada media, akhir pekan kemarin.
Baca juga: Menyoal Ratusan Pelajar Ponorogo Ajukan Dispensasi Nikah
Meski begitu, kata Buya Anwar, masalah itu tidak dapat diberatkan kepada anak sekolah dan orang tuanya saja. Tapi, menjadi tanggung jawab masyarakat dan pemerintah terutama soal pendidikan sejak kecil.
“Karena selama ini kita lihat semua kita hanya sibuk memikirkan masalah ekonomi dan politik saja dan abai terhadap masalah agama dan budaya yang harus kita tanamkan dengan baik kepada anak-anak kita,” tegas mantan Sekjen MUI itu.
Dia menjelaskan, masyarakat saat ini dikenal taat beragama dan memiliki budaya luhur. Tentu saja, sudah semestinya bisa menjunjung tinggi nilai-nilai dari ajaran agama dan budaya di Indonesia.
Ketua PP Muhammadiyah itu menilai bahwa ajaran agama dan budaya luhur masyarakat Indonesia saat ini sudah diabaikan dan dilecehkan. Akibatnya, budaya asing yang berupa pergaulan bebas masuk dan berkembang di masyarakat.
“Sehingga terjadilah hal-hal yang tidak kita inginkan tersebut. Untuk itu bagi mengatasi masalah tersebut kerjasama yang baik antara pihak orangtua, sekolah, masyarakat dan pemerintah tentu harus bisa kita wujudkan agar kita bisa melindungi anak-anak kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan,” jelasnya.
Adanya aturan dan ketentuan yang mendukung guna terciptanya anak-anak dan masyarakat bangsa yang baik haruslah dihormati bersama. Tentu sangat diharapkan supaya segala hal yang akan memungkinkan terjadinya peristiwa di Ponorogo tersebut tidak terjadi.
“Karena kalau tidak maka yang akan susah dan malu tidak hanya anak-anak didik kita itu saja tapi juga orang tua, masyarakat bahkan bangsa dan negara yang sama-sama kita cintai ini,” tuturnya. []
