Pilih Lelaki yang Saleh dan Taat, Meskipun Miskin

 Pilih Lelaki yang Saleh dan Taat, Meskipun Miskin

Ilustrasi

Dalam masalah kuffu atau kesetaraan, Islam tidak mempertimbangkan dari segi harta. Ada seseorang yang miskin tetapi ia punya agama yang kuat, dan ada pula seseorang yang kaya tetapi ia tidak punya agama sama sekali. Pada dasarnya, perkawinan itu seperti tanah lapang yang lunak. Oleh karena itu seorang wali harus memperhatikan di mana ia harus meletakkan putrinya.

Aisyah putri Abu Bakar sekaligus istri Nabi Saw pernah berkata, “Pernikahan itu adalah tanah lapang yang lunak. Hendaklah salah seorang kalian memperhatikan di mana ia akan meletakkan putrinya.” (Lihat Ilya’ Ulum Ad-Din, II/66)

Wahai para wali, mari kita simak hadits berikut ini:

Diriwayatkan dari Sahal bin Sa’ad ra ia berkata, “Ada seorang lelaki (kaya) yang melewati Rasulullah Saw. Lalu beliau bertanya kepada para sahabatnya “Bagaimana pendapatmu tentang orang ini?”

Mereka menjawab, “la adalah orang yang patut dinikahkan kalau meminang, yang patut diberi pertolongan kalau ia meminta tolong, dan patut didengarkan kalau ia berbicara.”

Setelah diam sejenak, tiba-tiba muncul seorang miskin dari kaum muslimin. Lalu Rasulullah bertanya, “Dan apa pendapat kalian tentang orang itu?” Mereka menjawab, “Ia adalah orang yang tidak pantas dinikahkan (tidak pantas diterima) kalau meminang, yang tidak patut diberi pertolongan kalau ia meminta tolong, dan yang tidak patut didengar kalau ia berbicara.” Lalu Rasulullah Saw bersabda, “Orang ini, lebih baik daripada seisi bumi ini.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5091), dan oleh Ibnu Majah (4120)

Wahai para wali, selanjutnya mari kita perhatikan pula apa yang dikatakan oleh Imam Al-Qurthubi Rahimahullah berikut ini:

“Musa menemui seorang saleh penduduk Madyan bernama Syu’aib Alaihissalam. Musa datang sebagai orang asing yang sedang diusir, merasa ketakutan, sendirian, dan tidak punya apa-apa. Tetapi Syu’aib Alaihissalam berkenan menikahkan Musa dengan putrinya ketika ia merasa tertarik melihat akhlak dan tingkah laki Musa yang begitu mulia. la mengesampingkan hal-hal lainnya yang bersifat materi.” (Lihat Tafsir Al-Qurthubi, XIII/184).

Perhatikan sabda Nabi Saw, “Ini lebih baik daripada seisi bumi.”

Perhatikan pula apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Syu’aib dan Nabi Musa As. Keduanya sama-sama tidak mempersoalkan masalah harta. Tetapi mereka lebih mengutamakan masalah agama, akhlak, ketakwaan, dan kesalehan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + seventeen =