Perundungan Anak Terus Berulang, Apa Solusinya?
Ilustrasi
Ketiga, pengaruh lingkungan yang buruk baik di sekolah atau di masyarakat berperan besar dalam membentuk karakter anak. Keempat terpapar konten negatif seperti konten berbau kekerasan baik di dalam film, games atau media sosial. Konten ini bisa menginspirasi dan mempengaruhi anak untuk berlaku kasar.
Akan tetapi semua ini merupakan buah buruk penerapan sistem kehidupan yang sekuler kapitalistik dalam semua aspek kehidupan. Maka lahirlah generasi amoral yang jauh dari pemahaman agama.
Dalam sistem rusak ini, anak rentan menjadi pelaku atau korban perundungan. Dengan demikian dibutuhkan adanya perubahan yang mendasar dan menyeluruh untuk mampu menangani masalah perundungan hingga tuntas tanpa harus terjadi lagi secara berulang.
Solusi Islam Mengatasi Perundungan
Islam adalah agama yang memiliki aturan sempurna dalam mengatur kehidupan manusia. Islam memiliki visi besar dalam membentuk generasi berkepribadian Islam. Diantaranya dengan memberikan kewajiban serta panduan kepada orang tua dan berbagai pihak dalam mendidik generasi.
Pertama, Islam menjadikan sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam dengan memberikan bekal untuk menyiapkan anak mukalaf pada saat baligh. Islam menjadikan baligh sebagai awal mula terkena beban hukum (taklif) dan pertanggungjawaban seorang manusia atas setiap amalannya. Sebagaimana hadits Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Addarimi, dan Ibnu Khuzaimah), “Diangkat pena (tidak dikenakan dosa) atas tiga kelompok yaitu orang tidur hingga bangun, anak kecil hingga mimpi basah, dan orang gila hingga berakal.”
Dengan bekal pemahaman ini, setelah baligh anak akan berusaha menjalankan ketaatan kepada Allah SWT karena menyadari bahwa setiap aktivitasnya akan diawasi Allah dan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Bahkan negara pun memiliki kurikulum pendidikan untuk dijalankan di dalam keluarga.
Kedua, masyarakat pun memiliki peran dalam menjaga anak-anak agar terhindar dari kerusakan. Kontrol atau amar makruf senantiasa berjalan dalam mencegah kemaksiatan. Bukan masyarakat yang apatis atau cuek seperti dalam sistem kapitalisme saat ini yang menjunjung kebebasan individu.
Ketiga, negara sebagai pihak yang paling bertanggungjawab dalam menyusun kurikulum pendidikan dalam semua level. Termasuk pendidikan di sekolah dengan kurikulum yang berkualitas dan berasaskan akidah Islam. Selain itu, sistem informasi dan sistem sanksi dalam Islam akan menguatkan arah pendidikan yang dibuat oleh negara.
Demikianlah unsur-unsur yang berperan besar membentuk generasi. Sesungguhnya, Islam menjadikan perundungan sebagai perbuatan yang haram dilakukan, baik verbal apalagi fisik apalagi dengan menggunakan barang haram. Semua perbuatan manusia harus dipertanggungjawabkan.
Jika diterapkan, sistem Islam akan mampu mencegah terjadinya perundungan. Keamanan dan kenyamanan benar-benar akan dirasakan oleh anak-anak dan umat secara umum. Wallahu a’lam bishawab.[]
Nina Marlina, A.Md, Aktivis Muslimah.
