Peradaban Barat Berutang pada Peradaban Islam di Andalusia

Kota Cordoba, peninggalan Peradaban Islam, di Spanyol.
Keenam: Peranan besar yang diperankan Andalusia (Spanyol) pada era Islam yaitu menyebarkan ilmu pengetahuan dan seni ke seluruh pelosok Eropa tanpa membeda-bedakan negara satu dengan negara lainnya.
Hal inilah yang membuat Eropa mulai beranjak maju dalam ilmu pengetahuan, seni dan industri. Salah seorang orientalis yang moderat berkata, “Tanpa bangsa Arab dalam sejarah, kebangkitan ilmu pengetahuan dan seni akan mundur ke belakang hingga berabad-abad.”
Al-Wakil juga mengutip studi perbandingan yang ditulis penulis Amerika tentang kondisi Eropa secara umum dan kondisi Andalus secara khusus pada era keemasannya.
Penulis itu mengatakan, “Jika matahari telah terbenam, seluruh kota-kota besar Eropa terlihat gelap gulita. Di sisi lain, Cordova terang benderang disinari lampu-lampu umum. Eropa sangat kumuh sementara di kota Cordova telah dibangun seribu WC umum. Eropa sangat kotor sementara penduduk Cordova sangat concern dengan kebersihan. Eropa tenggelam dalam lumpur sementara jalan-jalan Cordova telah mulus. Atap istana-istana Eropa sudah pada bocor sementara istana-istana Cordova dihiasi dengan perhiasan yang mewah. Para tokoh Eropa tidak bisa menulis namanya sendiri sementara anak-anak Cordova sudah mulai masuk sekolah…!”
Itulah Spanyol yang Islam dan itulah kesaksian orang yang tidak disukai warganya karena kesaksiannya tersebut. Dia membeberkan fakta nyata dan hanya orang-orang yang bodoh yang memungkirinya. Dan itulah persembahan Spanyol (Andalusia) yang Islam.
Sayangnya, kedengkian (kecemburuan) orang-orang Kristen telah membutakan hati orang-orang Eropa itu. Mereka tidak menghormati perjanjian, tidak menunaikan hak, dan tidak tahu mana yang baik. Balasan yang mereka berikan kepada orang-orang yang mempersembahkan peradaban agung kepada Eropa yang membebaskan mereka dari kegelapan menuju sinar yang terang benderang ialah kantor penyidik yang membakar hidup-hidup, guillotine yang memenggal kepala mereka dan membiarkan mayat-mayat mereka dan tidak ada satu orang pun yang mau menutupinya.
Sesungguhnya balas budi yang setimpal kepada negara yang menghadiahkan peradabannya kepada Eropa, mengembangkan ilmu pengetahuan baginya dan menyelamatkan dari kebodohannya ialah memperlakukannya secara wajar ketika mereka membutuhkan pertolongan.
Jika mereka diusir dan dideportasi, anak-anaknya dipaksa untuk memeluk agama lainnya, dibakar hidup-hidup dan dibantai secara massal maka itu adalah puncak kedurhakaan dan perilaku manusia yang paling tidak bermoral. Dan itulah watak asli negara-negara Eropa. Dulunya mereka orang-orang bodoh, dungu dan tersesat dan sekarang malah durhaka dan tidak tahu balas budi.
Apa pun yang terjadi, yang jelas Eropa bangkit di atas pundak kaum muslimin dan maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknik hasil sumbangan kaum muslimin.
Ketika dahan mereka telah kuat dan lengannya berisi maka mereka memutus tangan-tangan yang memberikan peradaban kepadanya dan tidak mengakui orang-orang yang membantunya dengan unsur-unsur pembawa kemodernan dan kemajuan.