Peradaban Barat Berutang pada Peradaban Islam di Andalusia
SEBAGIAN cendekiawan muslim belakangan ini ada yang merasa silau dengan peradaban Barat. Mereka merasa peradaban Islam jauh tertinggal, karenanya untuk mengejar ketertinggalan itu umat Islam dipropagandakan agar mengikuti jejak Barat. Termasuk mengikuti pandangan hidup mereka yang sekuleristik.
Para cendekiawan yang terpesona dengan kemegahan peradaban Barat itu sedemikian tergelincir. Hingga mereka membawa nilai-nilai Barat yang bertentangan dengan Islam untuk dijajakan kepada umat di negeri-negeri Islam. Akhirnya, bukan kemajuan yang didapatkan melainkan kerusakan demi kerusakan masyarakatnya. Hingga muncul adagium, “Bangsa Barat maju karena meninggalkan agamanya (sekuler), sebaliknya umat Islam mundur karena meninggalkan agamanya.”
Mereka lupa, bahwa Barat pernah berada dalam kondisi yanag sangat terpuruk. Gelap gulita. Sementara pada saat yang sama, saat itu, peradaban Islam tengah tinggi menjulang. Islam bagai mercusuar.
Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil dalam kitabnya “Lamhatun min Tarikhid Da’wati Asbabudh Dha’fi fil-Ummatil Islamiyyah,” mengingatkan, bahwa sebenarnya peradaban Barat membangun sendi-sendinya berdasarkan peradaban Islam yang berdiri di Andalusia (Spanyol) oleh kerja keras para ulama Islam di sana.
Hal ini karena di Spanyol, kaum muslimin mendirikan banyak perguruan tinggi dan meletakkan dasar teori eksperimen.
Ustadz Muhammad Al-Husaini Rakha berkata, “Spanyol pada masa pemerintahan bangsa Arab menjadi markas seni dan industri, serta mercusuar ilmu pengetahuan. Pada saat yang sama, negara-negara Eropa tenggelam dalam lautan kebodohan. Orang-orang Eropa aktif berinteraksi dengan orang-orang Arab dan menimba ilmu dari mereka serta mengambil manfaat dari peradaban mereka. Para mahasiswa dari seluruh penjuru Eropa berdatangan ke Spanyol dan memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang tersebar di sana-sini. Setelah masa belajarnya selesai, mereka pulang ke negaranya masing-masing untuk menyebarkan ilmu yang mereka pelajari dari orang-orang Arab.”
Ustadz Muhammad Al-Husaini Rakha melanjutkan, “Dan di antara bukti kebesaran peradaban Spanyol bahwa di Cordova saja terdapat lima puluh rumah sakit, sembilan ratus toilet, delapan ratus sekolah, enam ratus masjid, perpustakaan umum yang memuat enam ratus ribu buku dan tujuh puluh perpustakaan pribadi lainnya.”
Peradaban kaum muslimin di Spanyol betul-betul berada di puncak kebesarannya hingga banyak sekali raja-raja Eropa mengirimkan wakilnya untuk menimba ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas Spanyol. Selesai kuliah, mereka kembali ke negerinya masing-masing untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan di Spanyol.
Al-Wakil mengutip surat George II, raja Inggris yang dikirimkan kepada Hisyam III, khalifah kaum muslimin di Andalusia.
George III berkata dalam suratnya, “Dari George Raja Inggris, Ghal, Swedia, dan Norwegia kepada khalifah kaum muslimin di Andalus paduka yang mulia Hisyam III.