Pengungsi akan ‘Menggoyang’ Dominasi Muslim Turki di Jerman
CIVILITA.COM – Masuknya pengungsi ke Jerman kemungkinan akan ‘menggoyang’ dominasi komunitas Muslim Turki yang ada di sana sehingga bisa membuka gerbang baru keragaman dan integrasi.
“Kebanyakan khutbah di sini menggunakan bahasa Turki,” ujar Yasemin El-Menouar, dari lembaga think-tank Bertelsmann Foundation, pada Agence France Presse (AFP) pada Rabu (14/10) lalu.
Selama beberapa dekade, budaya dan bahasa Turki telah mendominasi budaya Islam di Jerman.
“Hari ini, pada generasi kedua dan ketiga, pengaruh Turki masih sangat kuat,” kata El-Menouar.
Mulai pasca Perang Dunia II hingga kebangkitan industri, lebih dari empat juta komunitas Muslim di Jerman dua pertiganya berasal dari Turki atau mengikuti budaya Turki,” kata peneliti AFP.
Pada tahun 1960 hingga 70-an, pekerja konstruksi dan pabrik asal Turki datang untuk berpartisipasi dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Jerman setiap tahunnya.
Saat ini, sebagian besar masjid di Jerman, sekitar 900 masjid, dikelola oleh DITIB, sayap Eropa dari sekretariat negara Turki untuk urusan agama.
Dalam komunitas agama yang dikelola DITIB, para imam biasanya dikirim langsung oleh Ankara selama lebih dari 30 tahun.
Sebagian besar dari mereka tidak bisa berbicara dalam bahasa Jerman, dan sering potret Ataturk, bapak modern Turki sekuler menghiasi dinding organisasi DITIB.
Masuknya sebagian besar pengungsi asal Suriah dan negara Arab lainnya diharapkan akan membuat perubahan besar bagi status quo Muslim Turki yang ada di Jerman.
“Sekarang mereka harus menerima Muslim dari bagian lain dunia,” kata El-Menouar.
“Ini bisa menjadi keberuntungan,” kata Mouhanad Khorchide, yang menjadi kepala jurusan Islam di Universitas Munster.
“Islam di Jerman akan memiliki keragaman,” kata Khorchide, yang tinggal di bawah perlindungan polisi setelah menerima ancaman kematian dari kelompok Islam radikal.
Lebih dari 161.000 warga Suriah sekarang tinggal di Jerman dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat, sehingga Jerman akan menjadi negara Eropa yang memiliki komunitas Suriah
terbesar.[ah]